tvOnenews.com - Mencapai usia dewasa, bagi sebagian suku di dunia adalah hal yang sakral, bahkan tak jarang ada hal yang dianggap brutal saat prosesi ritual kedewasaan.
Ritual kedewasaan menandakan bahwa seseorang baik pria atau wanita sudah mencapai proses kematangan dan dianggap layak sebagai pria atau dewasa dalam suku tersebut.
Beberapa prosesi ritual kedewasaan juga bahkan dilakukan dengan cara-cara yang menyakitkan seperti tatto, menggunakan semut peluru, dan bahkan melukai bagian tubuh seperti kulit.
Mencengangkan, 5 Ritual Kedewasaan Paling Brutal Berbagai Suku di Dunia, Bahkan Sampai Menyerupai Buaya Agar....Source: Top Info
Dilansir Kamis (29/06/23) dari tayangan YouTube channel Top Info dengan judul "5 RITUAL KEDEWASAAN PALING BRUT4L DARI BERBAGAI SUKU DI DUNIA," yang diunggah pada 13 Januari 2020.
Berikut adalah daftar 5 ritual kedewasaan paling brutal dari berbagai suku di dunia:
1. Suku Satere Mawe
Satere Mawe merupakan nama dari suku di pedalaman Amazon. Saat sudah mencapai usia kedewasaan, para pemuda suku ini harus bersiap menjalani ritual kedewasaan yang cukup menyakitkan.
Saat menjalani ritual tersebut, tangan mereka akan dimasukkan ke dalam sarung tangan yang terbuat dari anyaman bambu.
Uniknya dalam sarung tangan tersebut sudah dimasukkan semut jenis semut peluru dan mereka diharuskan untuk menari sembari menahan rasa sakit.
Para pemuda ini harus tahan dari gigitan semut peluru tersebut tanpa boleh berteriak kesakitan. Semut peluru dikenal memiliki gigitan paling menyakitkan dari jenis semut lainnya.
Akibat dari gigitan semut peluru, kulit bisa merasa terbakar dan bahkan rasa sakitnya bisa bertahan selama 24 jam.
2. Suku Vanuatu
Vanuatu merupakan salah satu pulau kecil di Samudera Pasifik dengan tradisi ritual kedewasaan unik bagi para pria.
Ritual ini mirip dengan permainan bungee jumping namun lebih berbahaya. Ritual kedewasaan bagi para pria dilaksanakan tiap bulan April hingga Mei.
Para pemuda yang dianggap beranjak dewasa akan diminta untuk memanjat konstruksi kayu setinggi kurang lebih 30 meter atau lebih.
Sementara kaki mereka diikat dengan tali tambang dan pemuda tersebut akan diminta untuk melompat menuju tanah, namun dengan bagian kepala yang diharuskan sedikit menyentuh tanah.
Jika bagian kepala terlalu banyak menyentuh tanah, maka resikonya adalah pemuda tersebut bisa meninggal dunia.
Sementara jika kepala pemuda tidak menyentuh tanah, maka ritual kedewasaan tersebut dianggap gagal.
3. Suku Matausa
Suku Matausa di Papua Nugini percaya bahwa bahwa darah wanita adalah darah yang tidak bersih atau tidak murni.
Karena itu para pemuda dari suku Matausa untuk bisa dianggap dewasa harus membersihkan darah yang diturunkan dari ibu mereka.
Ritual kedewasaan ini dimulai dengan memasukkan dua buah tongkat kedalam tenggorokan mereka agar mereka mengalami muntah darah.
Selanjutnya tongkat tersebut juga dimasukkan kedalam hidung agar mengeluarkan lendir beserta darah.
Tak hanya itu, para pemuda tersebut juga diharuskan untuk menusuk lidah mereka dengan alat mirip busur panah sampai mengeluarkan darah.
Setelah berhasil menjalankan ritual kedewasaan ini, maka para pemuda tersebut bisa dianggap sebagai pria sejati.
4. Suku Mandan
Suku Mandan merupakan suku asli Amerika memiliki ritual kedewasaan yang cukup brutal untuk mencapai proses kedewasaan.
Sebelum menjalankan ritual, para pemuda suku Mandan harus berpuasa selama tiga hari untuk membersihkan tubuh mereka.
Kemudian saat hari ritual tiba, otot dada, bahu dan punggung akan ditusuk dengan alat mirip kayu besar.
Sebuah tali akan dikaitkan pada kayu tersebut dan pemuda tersebut akan digantung dengan menumpu pada dada, bahu, dan punggung yang ditusuk.
Para pemuda harus menahan rasa sakit dan tidak boleh berteriak hingga mereka jatuh pingsan. Setelahnya barulah mereka diturunkan dan dilepaskan dari tali penyangga.
5. Suku Sepik
Suku Sepik merupakan salah satu suku di Papua Nugini yang menganggap buaya sebagai mahluk suci. Tak hanya itu, mereka juga mengaku memiliki hubungan spiritual dan budaya dengan buaya.
Saat para pemuda mencapai usia dewasa, mereka harus menjalani ritual kedewasaan yang menyakitkan dengan mengubah kulit menjadi mirip seperti kulit buaya.
Tetua suku Sepik akan menyayat kulit para pemuda dengan pisau secara berulang kali. Dari proses ini kemudian akan memunculkan sebuah pola yang sangat mirip dengan kulit buaya.
Setelah melewati ritual kedewasaan ini, pemuda suku Sepik dianggap sudah dewasa.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)
Load more