Jakarta, tvOnenews.com - Di Bangladesh terdapat suku yang memiliki tradisi unik yaitu garo atau poligami. Di Suku Mandi Bangladesh tidak hanya mendapatkan satu istri, laki-laki menikahi ibu dan anak perempuannya sekaligus.
Menurut Marie Claire, Suku Mandi yang terpencil ini memiliki tradisi khusus menikahkan putri dan ibunya dengan pria yang sama jika sang ibu adalah seorang janda.
Yang menarik, tidak ada batasan usia untuk menikah dengan seorang anak. Sekalipun laki-laki tersebut menikah sangat dini, sang suami tidak dapat memperlakukannya sebagai seorang istri sampai anaknya mencapai pubertas.
Secara tradisional, ketika seorang anak memasuki masa pubertas dan menjalin hubungan laki-laki-perempuan dengan anak tersebut, maka anak tersebut sudah dewasa dan bukan lagi anak ibunya.
Namun, pria yang menikah dengan janda tidak boleh gegabah. Seorang laki-laki yang menikah dengan seorang janda dan anak harus berhubungan dengan mantan suaminya. Misalnya saudara laki-laki, keponakan atau sepupu biologis.
Hal ini dilakukan untuk menjaga tali kekerabatan, tali keturunan dan kesatuan keluarga.
Suku Mandi ternyata menganut sistem matrilineal yang menjadikan perempuan sebagai kepala keluarga. Ibu dan anak perempuan hamil oleh laki-laki yang sama, melahirkan anak dan mengumpulkan kekayaan untuk keluarga.
Jadi ketika sang ibu meninggal, dia terus memimpin keluarga kepada sang anak. Dan putri ini menjaga harta keluarganya.
Meskipun tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun, pada zaman modern ini tradisi garo memperlihatkan aspek baik dan buruk. Apalagi di zaman modern, hampir 90 persen Suku Mandi di Bangladesh menganut Katolik, yang melarang keras poligami.
Dengan era modernisasi dan masuknya Katolik, Suku Mandi secara bertahap mengubah nilai-nilai budaya mereka.
Saat ini, tradisi memisahkan suami, ibu dan anak dianggap tabu. Oleh karena itu para wanita Suku Mandi mengungsi dari desa, pindah dan mencari pekerjaan di luar kota untuk menghindari praktik ini ketika janda ingin menikah lagi. (mg2/ree)
Load more