tvOnenews.com - KH Maimun Zubair atau Mbah Moen merupakan pimpinan dari Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.
KH Maimum Zubair atau Mbah Moen sendiri merupakan murid dari Syaikh Said al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Pendidikan agama yang sangat kuat diterima oleh Mbah Moen dari sosok kedua orang tuanya.
Yang kemudian ia melanjutkan dengan mengaji di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selama di Lirboyo juga ia mengaji pada sosok Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.
Diusia 21 tahun, Mbah Moen melanjutkan pendidikan agamanya dengan belajar ke Mekah Mukarromah.
Di Mekkah, diketahui kalau Mbah Moen mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Qutbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan ulama lainnya.
Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantren yang dipimpinnya itu.
Sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen yang merupakan sesepuh ulama Nahdlatul Ulama atau NU meninggal dunia di Tanah Suci Makkah Almukarromah pada 6 Agustus 2019 silam.
Meninggal di usia 90 tahun, Mbah Moen atau KH Maimun Zubair diketahui dimakamkan di pemakaman Ma'la, Mekkah.
Banyak sekali orang yang menghormati sosok Mbah Moen, mengingat beliau merupakan sosok ulama sepuh yang tinggi keilmuannya.
Salah satu hal yang cukup menarik untuk dibicarakan adalah mengenai kisah kelahiran dari sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.
Pada tahun 2018 tepatnya di acara Haul Gus Dur yang bertempat di Ciganjur, Jakarta, Mbah Moen menceritakan kisah kelahirannya itu saat sedang berceramah.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube NU Channel pada 11 Februari 2019, Mbah Moen bercerita tentang tiga ulama alim pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.
Ketiganya adalah sosok KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan juga KH Bisri Syamsuri.
Mbah Moen mengatakan kalau ketika akan berlangsung muktamar tahun 1928, ketiga kiai hebat itu berangkat dari Surabaya ke Semarang.
Lalu diceritakan kalau ketiganya singgah di rumah buyut Mbah Moen yang bernama Kyai Su'aib di daerah Sarang.
"Kiai 3 tadi merundingkan atas kembalinya Kiai Muhaimin menjadi orang Jombang, yang akhirnya dikawin oleh Nyai Khoiriyah, jandanya Kiai Ma’sum Ali. Itu perundingan diadakan di Sarang. Alhamdulillah, ketiga Kiai itu meludahi gelas yang ada airnya, kemudian diminum ibu saya, dan tidak lama melahirkan saya. Ini terus terang saja, jadi saya ini NU-nya nggak bisa dipisahkan," kata Mbah Moen, dalam video tersebut.
Merasa kalau dirinya lahir dari karomah ketiga ulama NU itu, ia pun merasa tidak bisa dipisahkan dari NU dan juga sosok Gus Dur.
"Apa sebab saya dan Gus Dur itu tidak bisa dipisahkan. Saat Gus Dur mau ke Mesir, anehnya di tempat saya minta dibacakan kitab Tadzkirah Imam Nawawi, berapa halaman, terus ke Mesir kemudian ke Irak, Dan akhirnya terjadi perubahan NU setelah Gus Dur terpilih jadi ketua umum PBNU, saya diangkat jadi Pengurus Besar NU, ini karena Gus Dur tadi," ujar Mbah Moen. (abs/akg)
Load more