Menurut dr. Hastry hal ini bertujuan agar para terdakwa pidana mati tidak merasakan rasa sakit yang lama.
“Napi dikasih baju putih dan titiknya tempelnya hitam. Memang dipersiapkan seperti itu, dan ditutup kepalanya,” terang dr. Hastry.
“Posisi jantung (titik tembak). Kita mencari tepat di jantung agar tidak menderita lama. Jadi memang perlu dilatih, tim Brimob juga perlu latihan ” ungkap dr. Hastry.
Untuk menenangkan kondisi terpidana mati, mereka akan didampingi pemuka agamanya masing-masing.
Bagi umat Islam akan didampingi Ustaz, sementara untuk napi yang beragama Nasrani akan didampingi oleh pendeta.
“Ada pendekatan supaya mereka siap,” tutur dr Hastry. Sebelum melakukan eksekusi mati, kondisi kesehatan para terpidana pun akan di cek kembali.
Hal ini memastikan narapidana dalam kondisi baik, karena setelah dieksekusi mati, jenazah para terpidana kemudian akan diserahkan kepada pihak keluarga.
“Kita menyiapkan tempat misalnya meninggal setelah dieksekusi sudah disiapkan tempat, meja, kafan. Ada yang minta dikafani atau pet, pakaian semua disuapkan. Saat latihan tidak melibatkan narapidana,” ungkap dr. Hastry.
Load more