Perpaduan yang liar dan saling bersaut dalam tujuh komposisi sukses disajikan dengan apik. Selanjutnya ada Ring of Fire Project yang selalu bisa menjadi api membara di setiap penampilannya pada Jazz Gunung Bromo.
Alunan musik modern yang juga kental dengan nuansa etnik secara bersamaan membuat Amfiteater Bromo jadi terasa bersemangat dan bernyawa meski kabut tebal sudah menyelimuti lokasi sejak sore hari.
Jama'ah Al-Jazziyah, sebutan bagi penonton Jazz Gunung Bromo tak kuasa menahan goyang dan sing along saat Denny Caknan benyanyi lagu ‘Los Dol’ bersama Ring of Fire Project.
Mereka berdiri dan bergoyang menikmati koplo bercampur jazz. Menutup Jazz Gunung Bromo tahun ini, Yura Yunita berhasil membuat Jama'ah Al-Jazziyah sesekali meneteskan air mata haru dan ekspresi penuh suka cita dengan lagunya yang sarat akan makna hidup, cinta, dan pencarian jati dirinya.
Sungguh sebuah sajian yang sangat hangat dan bermakna. Para penonton pun terlihat begitu berkesan setelah meninggalkan area Amfiteater Jiwa Jawa Resort untuk Jazz Gunung Bromo 2023.
Komitmen para pendiri Jazz Gunung Bromo
Sudah 15 tahun sejak diselenggarakannya gelaran Jazz Gunung Bromo, para founder (pendiri) yang terdiri dari Sigit Pramono, Djaduk Ferianto (alm), dan Butet Kartaredjasa memiliki pemahaman bahwa musik jazz memang bukan budaya Indonesia.
Load more