tvonenews.com - Mutah Napoleon Beale yang sudah berniat menghabisi Muslim di Masjid malah jadi tersentuh lihat keindahan Islam dan justru menjadi seorang mualaf.
Mutah Napoleon Beale adalah seorang artis rap atau mantan artis rap. Ia dulu pernah tergabung dengan grup rap bernama Outlawz.
Mutah bercerita bahwa sekitar 18 tahun lalu, ia menjadi seorang mualaf. Mutah dibesarkan di New Jersey, dan orang tuanya masuk Islam sebelum ia lahir.
Namun mirisnya, pada saat usianya 3 tahun, ia melihat ibu dan ayahnya dibunuh didepan mata kepalanya sendiri.
Sehingga sejak hari itu, saudaranya mengajak pindah ke rumah kakek-neneknya yang kebetulan beragama Kristen.
Sudah Bawa Pistol dan Pasukan 20 Orang ke Masjid, Malah Tersentuh Lihat Orang di Masjid Begitu Tenang, Berujung Jadi Mualaf. Source: YouTube Osmanlion
Dilansir Sabtu (05/08/23) dari tayangan YouTube channel Osmanlion dengan judul "Kisahnya Masuk Islam Hampir Mirip Seperti Umar Bin Khattab | Mutah Napoleon Beale," yang diunggah pada 23 Mei 2023.
Mutah kemudian masuk kedalam industri musik rap dan gaya hidup mewah karena albumnya sukses terjual jutaan copy di seluruh dunia.
Mutah makin terjerumus kedalam lubang gelap diantaranya menjadi anggota gengster dan bisnis narkoba. Hingga kemudian suatu hari atas izin Allah ia bertemu dengan seorang musisi Muslim Amerika bernama Macau Camille.
Macau kala itu melihat perkelahian Mutah dan adiknya kemudian melerainya. Setelah pertemuan mereka, Mutah menceritakan kepada Macau bahwa ia ingin sekali berkolaborasi dengan musisi Seal.
Namun uniknya setelah project lagu mereka rampung, Macau tidak ingin Mutah membayarnya dengan uang, melainkan Macau ingin mengunjungi masjid. Karena ingatan buruk akan kedua orang tuanya yang meninggal dibunuh, Mutah kemudian menelpon teman-temannya dan membawa pistol di pinggangnya saat pergi ke masjid.
"Aku panggil teman-temanku, kami pergi kesana sekitar 20 orang dan aku jalan ke Masjid dan itu membuatku terkejut. Karena aku melihat hal-hal di dalam masjid yang tidak aku lihat di industri hiburan dan di komunitasku " ujar Mutah Napoleon Beale.
"Aku melihat persaudaraan yang aku tidak percaya itu ada. Ketika aku masuk ke masjid, isinya orang Amerika yang didominasi orang kulit hitam, pria Afrika-Amerika. Tetapi apa yang kulihat kenapa ada orang kulit putih Amerika juga?," ujar Mutah Napoleon Beale.
"Aku melihat orang Arab-Amerika, Pakistan-Amerika. Dan semua orang saling berpelukan, semua orang bercanda dan tertawa satu sama lain. Jadi ini adalah persaudaraan yang aku lihat,keturunan, warna kulit, ras tidak jadi masalah," paparnya lagi.
"Mereka semua adalah satu tubuh dan beda halnya dengan di Gereja Amerika. Jiika Anda pergi ke Gereja ini maka semuanya kulit hitam, ada juga Gereja untuk kulit putih. Gereja orang Korea, Asia. Anda tidak pernah benar-benar melihat keragaman di dalam Gereja di Amerika," pungkas Mutah Napoleon Beale.
"Dan aku melihat orang-orang dari semua warna yang berbeda, ras, bahasa yang berbeda, tetapi mereka semua memperlakukan satu sama lain seperti saudara. Dan ketika waktu sholat tiba, seorang Muslim memberitahuku untuk sholat," tutur Mutah Napoleon Beale.
Sudah Bawa Pistol dan Pasukan 20 Orang ke Masjid, Malah Tersentuh Lihat Orang di Masjid Begitu Tenang, Berujung Jadi Mualaf. Source: kolase tim tvOnenews
"Aku bilang kepadanya bahwa aku tidak tahu bagaimana cara sholat. Aku tidak pernah sholat dalam hidupku. Dan aku ingat kata-katanya, dia bilang sholatlah bersama kami, apapun yang kamu lihat, kamu lakukan. Tapi ketika kamu meletakkan wajahmu di lantai, ingatlah bahwa kamu hanya menyembah penciptamu," tuturnya menceritakan saat ia pertama kali melakukan sholat.
Jadi apaapun yang kamu inginkan, mintalah pada penciptamu. Dan aku ingat ketika aku letakkan wajahku ke lantai, pertama kali dalam hidup, aku tidak ingin uang.
Aku tidak ingin apa-apa dari dunia, satu-satunya hal yang aku inginkan adalah kebahagiaan dan ketenangan, itu saja.
Aku akan memberikan uangku untuk bahagia. Jadi ketika waktu sholat tiba, kuletakkan wajahku ke lantai dan aku ingat berdoa kepada Tuhan aku berkata,
"Ya Tuhan! Bisakah Engkau membimbingku ke jalan hidup yang akan membawa kebahagiaan bagiku.
Jadi ketika selesai sholat, aku meminta saudara Muslim ini untuk memberiku literatur dari Al-Qur'an. Maksudku literatur Islam.
Dia memberiku terjemahan bahasa Inggris dari Al-Qur'an. Aku lalu bergegas kerumah hanya agar aku bisa membacanya.
Ketika aku mulai membaca literatur ini, aku mulai membaca tentang nama-nama yang diajarkan nenekku, dalam Kristen.
Nama-nama seperti Daud, Sulaiman, Ibrahim, Musa, Ishak, Ismail, ini adalah nama-nama yang nenekku biasa ajarkan kepadaku bahwa mereka adalah Nabi. Tapi sekarang aku membaca tentang nama-nama ini dan aku menyadari bahwa ini adalah Nabi Tuhan, utusan Tuhan. Dan kemudian aku membaca utusan terakhir Tuhan, Muhammad yang datang dari Arab lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Dan dia datang dengan pesan yang sama persis dengan Ibrahim, Musa, Yesus, dan Daud. Pesan itu adalah untuk menyembah pencipta kalian. Tujuan hidup kita adalah untuk menyembah pencipta kita. Dan ketika kita mengatakan menyembah pencipta kita, itu bukan berarti kita menyembah dan berdoa tanpa henti. Tidak!
(udn)
Load more