Selain lukisan "Soaring in the sky", Peter juga menghadirkan satu lukisan lain yang dia beri judul "Final Destiny" dan masih terinspirasi dari lukisan karya Basoeki Abdullah.
Lukisan ini berkisah tentang proses perjuangan manusia baik yang sudah mencapai garis akhir ataupun belum.
Dalam lukisan, karakter Redmiller tampak berada di atas kuda yang sedang terjatuh. Di sekitarnya, tampak bunga-bunga dengan ekspresi wajah tertawa.
"Sebenarnya dia dalam tahap race, perlombaan. Di sekitar banyak bunga sebagai simbol masyarakat yang kadang ketika kita terjatuh mereka kadang menertawakan," kata Peter.
Melalui lukisan ini, dia ingin menyampaikan pesan agar orang-orang sebaiknya jangan menganggap serius gosip-gosip tentang dirinya di luar sana.
"(Gosip-gosip itu) boleh jadi motivasi tetapi jangan jadi halangan untuk maju," tutur Peter.
Peter mengatakan perlu waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan kedua lukisannya. Dosen desain komunikasi visual di Universitas Kristen Maranatha itu telah berpartisipasi dalam sejumlah pameran di tingkat nasional dan berbagai negara seperti Hong Kong, Shang Hai, New York, Korea Selatan, Australia.
Load more