Jakarta, tvOnenews.com - Perselisihan antara Israel-Palestina masih jauh dari kata “damai”. Memasuki 27 hari konflik Palestina-Israel dengan korban tidak kurangan dari 9.000 rakyat Palestina menjadi salah satu kejadian paling mematikan sepanjang konflik Palestina-Israel.
Eskalasi penyerangan semakin sengit karena masing-masing pihak merasa memiliki legitimasi untuk terus melancarkan serangan.
Keselamatan 2,3 juta warga sipil Gaza yang tidak dapat melakukan apa-apa akibat blokade Israel pun kian terancam.
Pihak Israel menekankan bahwa tindakannya merupakan aksi balasan atas serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Terlepas konflik Israel-Palestina, tvOnenews.com merekomendasikan lima film yang memungkinkan Anda merasakan pilunya atmosfer konflik antara Palestina-Israel tersebut.
Lima film yang direkomendasikan untuk ditonton berkaitan dengan konflik Palestina-Israel diantaranya:
Tel Aviv On Fire merupakan film bergenre drama komedi romantis yang dirilis perdana pada 2 September 2018 dalam Venice Film Festival, Italia.
Film Tel Aviv On Fire diadaptasi dari kisah Mejor es que Gabriela no se Muera karangan Ricardo Hernández Anzola.
Film besutan sutradara Sameh Zoabi dan ditulis berbarengan dengan penulis skenario Dan Kleinman ini menceritakan Salam, seorang konsultan serial TV popular Palestina yang difilmkan di Ramallah.
Ide brilian untuk proyeknya muncul saat melewati pos pemeriksaan harian yang memengaruhi karirnya secara dramatis.
Komandan pos pemeriksaan membantu dengan ide naskah, tetapi mendorong agar acara tersebut menjadi lebih pro-Israel.
Sementara itu, paman Salam, dan para pendukung acara tersebut, mempunyai ide lain.
Mereka mencoba mengatasi trauma mereka sendiri atas kekalahan Palestina akibat perang enam hari.
Kelucuan dan kekacauan pun terjadi karena Salam ditarik ke segala arah oleh orang-orang dengan agenda berbeda.
Keseruan film ini dapat disaksikan di layanan streaming Klikfilm.
Serangan Israel terhadap Gaza saat ini sering dikaitkan kembali dengan peristiwa Nakba yang terjadi 1948.
Nakba artinya “Bencana” dalam bahasa Arab. Istilah ini mengacu pada perampasan hak milik warga Palestina selama perang Arab-Israel tahun 1948.
Salah satu film yang menggambarkan kengerian peristiwa Nakba tersebut adalah Farha, film yang rilis pada tahun 2021.
Film besutan sutradara Darin J Sallam ini diangkat dari kisah nyata seorang gadis Palestina yang selamat dari Nakba tahun 1948 ketika ratusan ribu warga Palestina diusir dari tanah airnya oleh Zionis.
Film yang tayang perdana pada Festival Film Toronto pada 14 September 2021 ini bahkan menjadi kontroversi hingga dilarang tayang oleh Israel.
Farha disebut memicu lebih banyak kebencian, perpecahan, dan konflik.
Menceritakan tentang Farha (Karam Taher), seorang gadis 14 tahun yang tinggal di sebuah desa di Palestina.
Pada awal cerita, Farha dikisahkan berhasil membujuk ayahnya (Ashraf Barhom) untuk melanjutkan sekolah ke kota bersama sahabatnya, Farida (Tala Gammoh). Namun, sebelum sempat bersekolah, peristiwa Nakba meletus. Pasukan Israel mendatangi desanya.
Khawatir atas keselamatan anaknya, sang ayah mengunci Farha di sebuah ruang penyimpanan di rumahnya dan berjanji akan kembali.
Farha terkunci di ruangan gelap yang sempit. Ia hanya memiliki lubang kecil di dinding dan celah pintu kayu untuk melihat dunia luar, tempat kejadian-kejadian mengerikan pembersihan etnis terjadi.
Farha dapat disaksikan bagi Anda yang berlangganan layanan streaming Netflix.
Omar merupakan sebuah film drama Palestina besutan sutradara Hany Abu-Assad yang dirilis pada 2013.
Mengisahkan seorang pemuda Palestina pembuat roti, Omar, yang sangat ingin menikahi kekasihnya, Nadia, di tengah usahanya untuk memperjuangkan kebebasan negaranya dari pendudukan yang dilakukan Israel.
Bersama dua kawannya, Tarek (Eyad Hourani) dan Amjad (Samer Bisharat). Omar bergabung ke dalam kelompok pejuang untuk melawan pasukan pendudukan Israel di Palestina.
Mereka bertiga pun menyusun strategi untuk melakukan pengintaian ke kamp pasukan Israel di suatu malam.
Namun di sisi lain, Omar ingin menikahi sang kekasih Nadia yang tinggal di balik tembok pemisah Palestina-Israel.
Suatu hari, ketika melakukan pengintaian, salah satu dari mereka melakukan sebuah kesalahan dengan menembak seorang tentara Israel yang membuat ketiganya menjadi buron.
Omar tertangkap dan disiksa di dalam penjara Israel sampai datanglah seorang agen Israel, Rami (Waleed Zuaiter) yang menawarkan kesepakatan pada Omar.
Dirinya harus memilih apakah ingin terus berada di penjara atau dibebaskan dengan syarat harus memata-matai Tarek yang dianggap sebagai otak dari kejadian pada malam tersebut.
Dilema pun menerpa benak Omar. Dirinya tidak mau menjadi pengkhianat untuk sang kawan, tapi di sisi lain, ia ingin segera bebas dan menikahi sang kekasih.
Film Omar ini dapat Anda saksikan di Netflix.
Film 200 Meters besutan sutradara Ameen Nayfeh ini mengisahkan tentang pria dan seorang ayah asal Palestina yang bekerja sebagai di konstruksi bangunan bernama Mustafa.
Mustafa dan istrinya Salwa berasal dari dua desa di Palestina yang hanya berjarak 200 meter, tapi dipisahkan oleh tembok.
Situasi hidup mereka yang tidak biasa mulai mempengaruhi pernikahan mereka yang tadinya bahagia, tapi pasangan tersebut melakukan apa yang mereka bisa untuk membuatnya berhasil.
Setiap malam, Mustafa menyalakan lampu dari balkonnya untuk mengucapkan selamat malam kepada anak-anaknya di seberang sana, dan mereka memberi isyarat kembali kepadanya.
Suatu hari Mustafa mendapat telepon yang ditakuti setiap orang tua: putranya mengalami kecelakaan.
Dia bergegas ke pos pemeriksaan di mana dia harus mengantri dengan susah payah hanya untuk mengetahui ada masalah dengan sidik jarinya dan ditolak masuk.
Putus asa, Mustafa terpaksa menyewa penyelundup untuk membawanya menyeberang.
Perjalanannya yang tadinya sejauh 200 meter menjadi pengembaraan panjang sejauh 200 kilometer.
Film ini dapat disaksikan di Netflix.
Killing Gaza merupakan sebuah film yang dibuat oleh dua jurnalis independen Max Blumenthal dan Dan Cohen.
Film ini menceritakan secara rinci serangan Israel terhadap Gaza pada tahun 2014, sebuah konflik yang berlangsung selama 7 minggu (8 Juli – 26 Agustus 2014) dan merupakan salah satu konflik paling mematikan yang pernah dilihat oleh keduanya.
Namun film ini lebih dari sekadar film dokumenter tentang bagaimana penderitaan warga Palestina.
Film ini mengungkap peristiwa mengerikan yang terjadi sepanjang perang dan dampaknya yang mengerikan.
Saat kedua pembuat film tersebut berjalan melewati reruntuhan wilayah perbatasan Gaza yang hancur, mereka mengarahkan kamera ke orang-orang yang selamat dari pembantaian tersebut dan membiarkan mereka berbicara sendiri.
Film ini dianggap sebagai kesempatan bagi rakyat Palestina yang hidup dalam kepungan okupasi Israel untuk didengar secara internasional.
Film dokumenter ini dapat disaksikan di kanal youtube The Grayzone atau website KillingGaza.com
(awy)
Load more