"Pihak Israel semakin menduduki wilayah gaza dan wilayah gaza semakin menyempit. Dan mereka sudah tidak membandingkan mana warga asing, mana warga sipil, mana pasien, mana anak-anak," tuturnya.
"Tidak fair, harus militer versus militer, tetapi yang terjadi militer lawan Bayi, militer lawan wanita, militer lawan warga sipil dan perempuan," sambungnya.
Di proses dirinya akan jalan, ternyata ada warga Gaza mengikuti dirinya untuk evakuasi juga.
"Akhirnya jalan keluar begitu tiba di jalan aspal di Gaza Barat sudah mulai pengeboman, dan itu bukan targetnya Bang Onim, di belakang Bang Onim sudah hangus (mobil warga Gaza)," ujarnya.
"Ada 8 sampai 10 warga sipil itu, mereka bawa anak-anak mereka di dalam kendaraan itu," ungkapnya.
Bikin tambah mengerikan adalah berdasarkan kesaksian Onim, di depannya itu sudah banyak jasad yang berserakan di jalan.
"Jasad yang sebelumnya sudah ditembak oleh penjajah, rata ada yang teriak tolong, tolong, ada anak kecil yang menangis, kendaraan yang berjejer di depan bang Onim lebih dari 10 kendaraan hangus pak," tuturnya.
Arsip - Asap mengepul setelah serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). ((ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/am)
Tercatat sejak Israel membom Gaza setelah diserang secara mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, sedikitnya 13.000 warga Palestina terbunuh, termasuk lebih dari 9.000 perempuan dan anak-anak.
Load more