tvOnenews.com - Dalam salah satu tayangan videonya, Denny Darko mencoba menerawang capres nomor urut 1, Anies Baswedan dalam pemilu 2024 mendatang.
Denny Darko menerawang menggunakan kartu tarot miliknya, dan ia juga menyebutkan bahwa jangan sentimen negatif terhadap Anie Baswedan.
Bahkan jika dirunut, Denny juga menyampaikan jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih memiliki hubungan kerabat dengan istrinya.
Dilansir dari YouTube Denny Darko, Kamis (28/12/23) berikut adalah hasil terawangan Denny Darko terkait Anies Baswedan dalam kontestasi pemilu 2024 yang diprediksi jadi presiden.
"Saya melihat kartu saya menerawang, mas Anies, atau Anies Baswedan ini akan memenangi pemilu dan jadi presiden republik Indonesia di 2029 nanti," ujar Denny Darko.
"Bukan ini saya gak nge-prank tapi ini sesuatu yang saya lihat. Untuk 2024 kayaknya akan sulit," terangnya menegaskan.
"Jadi kalau nepotisme, saya gak mungkin akan mendiskreditkan atau apapun itu," ujar Denny.
Ia juga menyebutkan bahwa dirinya mencoba untuk realistis, bahkan jika diminta memilih secara personal ia lebih menyukai sosok seperti Ridwan Kamil.
Pesulap tersebut juga mengatakan bahwa dengan latar belakang pendidikannya, ia percaya bahwa Indonesia bisa diselamatkan hanya lewat pendidikan.
"Dan alangkah baiknya jika ternyata presiden kita adalah orang juga berasal dari bidang pendidikan," ujarnya.
"Mengerti tentang pendidikan itu tadi dan melihat pentingnya pendidikan untuk mengubah arah dan kemajuan bangsa," terang Denny Darko.
Akan tetapi menurut Denny, apa yang disukainya, bukan merupakan apa yang sedang dibutuhkan oleh negara ini.
"Kita akan melihat bahwa ada sebuah stigma bahwa, presiden itu harus Jawa. Harus Jawa, dan itu terjadi sepanjang Indonesia ini merdeka," ujar Denny Darko dari kartu pertamanya.
Menurut Denny Darko, hal ini muncul karena ibukota Indonesia masih di pulau Jawa dan itulah salah satu alasan kenapa Presiden Jokowi ingin memindahkan ibukota ke luar Jawa.
Denny Darko mengatakan bahwa ia tidak pernah meragukan nasionalisme dari Anies Baswedan karena merupakan keturunan langsung dari AR Baswedan, seorang cendekia muslim yang ikut dalam pergerakan RI.
Denny Darko menjelaskan kartu kedua, yang mengatakan bahwa Anies merupakan gambaran Prabowo di masa lalu.
"Pak Prabowo ini adalah pilihan, yang penting bukan Jokowi. Jadi saat adanya pak Prabowo ini tempat berkumpulnya orang-orang yang anti dengan Jokowi," terangnya.
"Tapi belum tentu mereka ini mencintai pak Prabowo. Nah mas Anies pun memiliki dilema yang sama," ujar Denny Darko.
Denny Darko menerawang nasib Anies Baswedan yang akan jadi presiden RI. Source: YouTube Denny Darko
Banyak orang yang mendukung Anies Baswedan secara personal, tapi juga banyak orang-orang yang anti Jokowi berkumpul mendukung Anies.
"Sehingga, asal bukan Jokowi, dan bukan kroni-kroninya, mereka akan berkumpul mendukung Anies Baswedan di pemilu 2024 nanti," sambungnya.
Dari sini saja fanatismenya sudah berbeda, pendukung pak Jokowi sudah ada bahkan sejak masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kartu ketiga menyebutkan jika bisa saja nasib Anies Baswedan itu seperti pak Prabowo. Apalagi Anies bukanlah kader dari suatu partai, tentu akan lebih sulit dalam situasi ini.
Kalaupun popularitas dan elektabilitasnya naik, maka bisa jadi bukan untuk saat ini, dan bisa saja disimpan untuk pemilu berikutnya nanti, 2029.
Jika nanti lawannya adalah Ganjar Pranowo, kartu keempat mengatakan situasi akan lebih sulit.
Karena Ganjar sendiri saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan memiliki dukungan basis partai yang kuat.
Kartu kelima mengatakan bahwa hingga Februari 2024 tentu saja banyak hal yang bisa dilakukan ketika Ganjar masih didukung oleh pak Jokowi sebagai petahana.
"Banyak hal-hal kreatif yang bisa dijalankan, dan diatas kertas saja ini sulit untuk dikalahkan. Maka saya lihat bahwa peperangannya ini tidak akan seimbang," terang Denny Darko.
"Maka apapun yang dilakukan mas Anies, ini hanyalah sebuah celengan kalo wong Jowo bilang untuk apa yang akan dilakukan beliau di 2029 nanti," pungkasnya.
Denny Darko juga menyampaikan bahwa tidak bisa dipungkiri juga kalau pemilu sendiri diadakan oleh petahana atau pesaingnya. Sebagaimana kita tahu dalam politik, tidak ada kawan dan tidak ada lawan.
"Semua tentang kekuasaan. Dan kekuasaan selalu ada harganya, maka ini sebenarnya adalah perhitungan yang sudah jelas dan That End untuk dimenangkan,"paparnya.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Load more