“Sampai satu titik di tahun 1996, saya masuk pada sebuah titik dimana apa yang saya miliki sama sekali tidak mendatangkan kepuasan, kebahagiaan. Di titik itu apa yang saya rasakan hampa,” ungkap Captain Zifky.
“Apa yang dikatakan kesenangan dunia semua saya miliki, uang, teman, dunia malam, pesta pora dan segala gemerlapnya. Tapi ternyata bukan itu,” tambahnya.
Sampai satu kali pilot muda ini masuk ke sebuah acara ibadah. Pengkhotbah yang sedang berkhotbah menuturkan bahwa hidup dalam dunia ini semuanya sia-sia.
“Hanya hidup dekat Tuhan dan takut akan Tuhan yang membuat hidup kita dalam kebahagiaan,” tutur Captain Zifky menirukan sang pengkhotbah.
Pernyataan itu seperti sebuah jawaban atas lelah dan hampanya hidup yang ia rasakan saat itu.
Load more