tvOnenews.com - Habib Bahar bin Smith dikenal sebagai salah satu pendakwah di Indonesia. Ia berasal dari Manado dan keluarganya memiliki keturunan Arab Hadhrami golongan Alawiyyah bermarga Aal bin Sumaith.
Ayah Bahar bernama Sayyid Ali bin Alwi bin Smith dan ibunya adalah Isnawati Ali. Habib Bahar merupakan anak sulung dari tujuh bersaudara.
Kakek dari ayah Bahar berasal dari Yaman, bernama Habib Abdurrahman. Dia termasuk orang yang menyebarkan agama Islam.
"Jadi, kakek dari ayah saya bernama Habib Abdurrahman. Beliau datang dari Yaman untuk menyebarkan Islam di daerah, Manganitu, Sanger. Habib Abdurrahman kemudian menikah dengan anak Raja Manganitu," kata Habib Bahar.
"Jadi, Habib Alwi menamakan anaknya dengan nama ayahnya (Habib Abdurrahman) kebiasaan kita para habib," jelasnya.
Selain itu, Habib Bahar juga memiliki darah Buton yang berasal dari garis keturunan ibunya. Habib Bahar dikenal sebagai pribadi yang berani, ia bahkan kerap membuat sejumlah kontroversi yang membuatnya harus keluar masuk penjara.
Disisi lain, berdasarkan asal usul keluarga Habib Bahar, ia masih keturunan Nabi Muhammad SAW. Meski berasal dari keturunan yang tak sembarangan, namun Habib Bahar identik dengan kontroversinya dan gaya nyentrik. Bahkan ia memiliki kebiasaan merokok yang pernah jadi sorotan.
Perihal kebiasaan merokoknya itu, Habib Bahar bin Smith memberi penjelasan dan harapannya sebelum meninggal dunia.
“Rokok itu adalah hal yang paling dibenci oleh Nabi Muhammad SAW. Walaupun saya perokok, saya perokok kuat sampai sekarang ini, nggak betah kalau nggak ngerokok,” kata Habib Bahar bin Smith dalam wawancaranya bersama Refly Harun.
Pimpinan Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin itu mengaku selama ini belum pernah mimpi bertemu Rasulullah SAW. Sekali pun nasab keturunannya bersambung dengan Rasulullah SAW.
"Nggak pernah, karena rokok," kata Habib Bahar.
Habib Bahar mengaku dirinya sebagai perokok berat, padahal rokok paling dibenci Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab Al Mawahib dikisahkan Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, pengarang Maulid Simtuduror.
Habib Ali, kata Bahar, mendapat maqom kewalian tinggi karena bisa melihat Rasulullah SAW dalam keadaan sadar, terjaga, bukan hanya dalam mimpi.
"Suatu waktu Beliau itu melihat, di Tarim, Rasulullah mau masuk ke rumah orang, ketika Rasulullah mau masuk ke rumah satu orang, Rasulullah mau masuk rumah enggak jadi, keluar lagi,” ujar Habib Bahar.
“Habib Ali bertanya, 'Wahai Rasulullah kenapa engkau mau masuk tapi keluar lagi', kata Rasulullah 'Aku mau masuk karena disitu dibacakan Maulid, tapi ketika aku mau masuk ada orang di kantongnya tembakau, jadi tidak jadi masuk," sambungnya.
"Di kantong ada tembakau aja Nabi nggak mau, apalagi kita isap tuh tembakau, Rasul paling benci sama rokok," terangnya.
Dengan kesadaran diri, Habib Bahar meyakini penyebabnya belum pernah dijumpai Nabi SAW dalam mimpi karena perokok.
Meski begitu ada beberapa orang yang mengaku mimpi bertemu Nabi SAW lalu menyampaikan salam untuk Bahar bin Smith dan berpesan agar terus berjuang.
"Enggak perlu saya sebutkan, ada beberapa orang. Ada yang dari Sumbawa, ada dari Jawa Timur, ada yang dari Sulawesi. (mereka) Habib dan syarifah," ungkapnya.
Lebih jauh, Habib Bahar juga sempat menanyakan kepada guru-gurunya soal kenapa dia sulit bertemu Rasulullah SAW dalam mimpi. Gurunya menyampaikan bahwa Nabi SAW tidak akan datang dalam mimpinya karena masih merokok.
"Gimana ente mau mimpi ketemu Rasul, orang ente masih merokok, Rasulullah kan paling benci sama rokok, enggak bakal bisa. Rokok ini menjadi penghalang engkau tidak bisa berjumpa dengan Rasulullah," ucap Bahar menirukan gurunya.
Habib Bahar bin Smith mengaku ingin meninggalkan rokok, namun sejauh ini tidak mudah. Habib Bahar sebenarnya memiliki tekad untuk berhenti merokok suatu saat nanti sebelum datangnya maut.
“Makanya yang saya harapkan sebelum saya mati saya sudah bisa berhenti merokok,” pungkasnya. (adk)
Load more