"Walaupun dia secara pandangan bernegara, ideologi, berbeda dengan kita, kita boleh kok berbeda pendapat dengan Habib Rizieq, dengan Habib Bahar, dengan siapapun," sambungnya.
Guf Miftah menghimbau bahwa boleh tidak taat atau berbeda ideologi, namun jangan sampai tidak hormat.
"Tapi saya minta satu, Kamu boleh tidak taat, tapi jangan pernah menghilangkan rasa hormat," kata Gus Miftah.
Gus Miftah kembali menegaskan bahwa tidak ada kewajiban untuk taat kepada ideologi yang dianutnya, tapi sebagai muslim wajib untuk menghormatinya.
"Yang kita hormati apa? dzurriyahnya Kanjeng Nabi. Soal kita berbeda pendapat sama dia yang boleh-boleh saja dong. Nggak ada kewajiban kita untuk taat. Tetapi ada kewajiban untuk hormat," ujar Gus Miftah.
Mubaligh kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu juga menghimbau agar tidak memusuhi dzurriyah Nabi SAW.
"Selama itu betul dzurriyahnya Nabi, Anda tolong jangan pernah memusuhinya," kata Gus Miftah.
Load more