tvOnenews.com - Nama Freddy Budiman mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Delapan tahun lalu, tepatnya pada tanggal 29 Juli 2016, bandar narkoba kelas kakap itu meninggal dunia usai dieksekusi mati di Lapangan Tembak Panaluan, Nusakambangan.
Ia divonis hukuman mati karena terbukti terlibat dalam berbagai kasus peredaran narkoba di Indonesia. Bahkan, Freddy merupakan dalang produksi sabu di dalam penjara.
Freddy bahkan dikenal sebagai salah satu bandar narkoba besar di Indonesia dengan jaringan kelas internasional.
Salah satu anak Freddy Budiman, Fikri, menceritakan detik-detik terakhir sebelum sang ayah dieksekusi mati di Nusakambangan.
Dalam kanal YouTube Gritte Agatha, Fikri mengatakan dirinya baru mengetahui kabar sang ayah 4 hari jelang eksekusi mati.
Mengetahui kabar pilu tersebut, Fikri bersama anggota keluarga lainnya langsung pergi ke Nusakambangan, Cilacap, pada 26 Juli 2016.
Saat bertemu dengan Freddy Budiman di lapas, Fikri menghabiskan waktu bersama mulai dari makan hingga salat berjamaah.
Freddy bahkan mengutarakan keinginannya untuk pergi ke Amerika Serikat karena dia tahu bahwa Fikri pernah mengunjungi negara maju itu pada tahun 2014.
Perihal kesalahan yang pernah dibuat olehnya sehingga harus berakhir di lapas, Freddy Budiman hanya berpesan agar sang anak menjauhi barang haram tersebut.
Dia juga berharap sang anak bisa melanjutkan kuliah dan menjadi seorang pengusaha.
Sehari sebelum eksekusi mati, Freddy Budiman masih mendapat izin untuk bertemu dengan anaknya dan keluarga lainnya.
Berdasarkan pengakuan Fikri, sang ayah hanya menghabiskan waktu untuk beribadah, makan bersama, hingga mengaji.
Sehari jelang eksekusi, Freddy sempat meminta satu permintaan kepada petugas Nusakambangan, yakni tidur bersama Fikri di dalam ruangan pribadinya.
Namun, permintaan itu ditolak lantaran dikhawatirkan bisa mengganggu psikologis Fikri.
Di hari penentuan, Freddy Budiman memberikan pesan kepada sang anak agar kelak menjadi anak laki-laki yang kuat.
"Pesan papa waktu itu adalah Dede (Fikri) boleh nangis sebanyak-banyaknya, setelah papa nggak ada, setelah dede keluar dari lapas ini, jadi laki-laki kuat, jadi laki-laki yang kuat mental dan bisa berjuang di kehidupannya," kata Fikri mengenang ucapan Freddy Budiman.
Menjelang magrib, petugas lapas mengingatkan bahwa jam besuk telah habis. Namun, Freddy meminta waktu tambahan karena ingin melaksanakan salat isya berjamaah dengan sang anak.
Setelah salat isya berjamaah dengan sang anak, Freddy Budiman berdoa dan menyampaikan keinginan terakhirnya.
"Salat isya dipimpin sama dia, sehabis salat dia memimpin doa, apa yang menjadi keinginan dia. Setelah salat, aku peluk papa dan nangis," ungkap Fikri.
Freddy Budiman lantas menyampaikan pesan terakhirnya kepada Fikri. Dia berpesan agar sang anak bisa menjaga adik-adiknya dan menjadi orang yang sukses.
"Papa pegang pipi aku dua-duanya, papa bilang, "Papa pergi ya, tolong jaga adik-adiknya. Kamu bisa jadi orang yang sukses,” ujar Fikri.
“Karena papa tahu kamu orang yang kuat. Ingat pesan papa, setelah keluar dari sini, nggak ada kesedihan lagi"," tutupnya.
Diketahui, Freddy Budiman dieksekusi mati pada 29 Juli 2016 sekitar pukul 20.00 WIB. Ia berpesan untuk memberikan pakaian yang dikenakannya saat eksekusi kepada Fikri, kemudian ia dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. (adk)
Load more