Sedangkan untuk suara Linda yang saat 'kerasukan' disebut-sebut sangat mirip dengan suara Vina, Sunarto menjelaskan bahwa sebelumnya Linda sudah merekam suara sahabatnya itu di dalam memorinya.
"Kalau suara, pasti si Linda itu pernah mendengar suara-suaranya Vina," kata Sunarto.
"Volume, nada, suara dan sebagainya terekam dalam otak di memorinya Linda. Ketika terekam ini, dia mampu mengucapkannya tanpa kendali. Sulit untuk mengendalikan diri. Karena pada saat itu ada kekhawatiran, 'kayak apa ya Vina itu teman saya' dalam kondisi trans (melamun), maka terucaplah seperti itu," sambungnya.
Sunarto menjelaskan, apa yang jadi pikiran dan ucapan kita akan direkam dengan yang disebut akashic records, sehingga orang mampu menyerapnya.
Selain itu, ada yang disebut Soul Intelligence atau dalam bidang psikologi dikatakan ESP (extra sensory perception).
Di dalam extra sensory perception itulah yang diserap di luar panca indera, jadi bisa diserap dan dikeluarkan melalui ucapan.
"Informasi yang ada di luar itu diserap, di mana kita pernah merasakan kehadiran seseorang. Apabila kita punya rasa bersalah kepada orang tua secara batin, itu seakan-akan orang tua itu muncul di hadapan kita," ucap Sunarto.
Load more