Rembang, Jawa Tengah – Limbah bonggol atau tongkol jagung biasanya hanya dibuang begitu saja setelah di ambil jagungnya. Namun ditangan seorang penyandang disabilitas di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, bonggol jagung bisa diolah menjadi aneka kerajinan, mulai dari tempat tisu, lampu hias hingga miniatur unik lainnya yang bernilai ekonomis tinggi.
Dengan menggunakan tongkat penyangga, Saswati Ningrum hilir mudik di ruang produksi mulai mengecek bahan, membuat desain sampai mengemas untuk dijual.
Ide awal Saswati membuat kerajinan tongkol jagung adalah saat dia melihat bonggol jagung atau tongkol jagung melimpah dan mengotori lingkungan desanya setiap panen jagung. Bonggol jagung lebih banyak menjadi sampah daripada dimanfaatkan.
“Karena bonggol jagung di daerah saya itu melimpah apalagi saat panen raya, dari situlah saya mempunyai ide untuk membuat handycraft dari bahan bonggol jagung yang bernilai ekonomi. Saya pernah satu bulan menghasilkan kerajinan 37 kotak tisu,” ujar Saswati Ningrum, Jumat (7/1/2022).
Pada saat ada pendampingan program pemberdayaan. Saswati kemudian mengajukan ide bagaimana mengoptimalkan tongkol jagung tersebut. Usulan itu diterima dan akhirnya tongkol jagung digarap oleh Saswati menjadi produk kerajinan.
Lewat tangan kreatifnya, Saswati kemudian mengolah limbah tongkol jagung ini menjadi aneka kerajinan yang cantik dan unik, seperti kap lampu, bros hijab, tempat tisu, dan hiasan cermin.
Di tengah pandemi covid-19, banyak tetangganya yang kehilangan pekerjaan. Saswati kemudian mendirikan Janggel Jaya Craft dan merekrut perempuan disabilitas serta kaum duafa di sekitarnya. Mereka dilatih oleh Saswati terlibat dalam pembuatan berbagai kerajinan tangan karyanya.
“Alhamdulilah di masa pandemi corona ini usaha saya masih bisa berjalan, saya juga bersyukur bisa membuka lapangan kerja buat tetangga sekitar,” tambahnya.
Proses pembuatan tongkol jagung menjadi sebuah karya seni seperti kotak tisu, menggunakan tongkol atau bonggol jagung pilihan yang kering dan tidak pecah. Setelah itu tongkol jagung dihaluskan sampai terlihat teksturnya.
Kemudian tongkol jagung yang sudah halus dibelah menjadi dua. Belahan tongkol jagung inilah yang nantinya akan digunakan untuk bahan pembuatan tempat tisu. Tempat tisu dibentuk dengan menempelkan satu persatu belahan tongkol jagung menggunakan lem kayu. Setelah terbentuk, tempat tisu dipercantik dengan di semprot melamin agar terlihat manis dan kemudian dikeringkan.
Dalam satu hari Saswati bisa membuat dua hingga tiga buah tempat tisu bonggol jagung. Sementara untuk proses pembuatannya diperlukan waktu dua hingga tiga jam. Permintaan kerajinan ini tidak hanya diminati di pasar lokal, namun sudah merambah hingga luar kota. Untuk harga jual dijual antara Rp10 ribu hingga Rp250 ribu.
“Untuk penjualan saya promosi lewat media sosial. Hasilnya lumayan, pembeli dari luar kota rembang lumayan banyak. Harganya Untuk gantungan kunci dan bross saya jual sepuluh ribu, kotak tisu lima puluh ribu, dan termahal kap lampu saya jual dua ratus lima puluh ribu,” pungkasnya.(Abdul Rohim/Buz)
Load more