tvOnenews.com - Kasus Vina Cirebon menjadi fenomenal usai kisahnya diangkat menjadi sebuah film horor bertajuk "Vina: Sebelum 7 Hari" karya sutradara Anggy Umbara.
Sampai saat ini, kasus pembunuhan Vina Cirebon masih menjadi pusat kontroversi dan memasuki babak baru terkait sosok pelaku sebenarnya.
Kasus pembunuhan sejoli muda Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 seakan bak benang kusut usai sejumlah kejanggalan dalam pengungkapan oleh kepolisian.
Kasus yang telah berlalu selama delapan tahun silam itu kembali menyeruak ke publik usai kinerja polisi khususnya Polda Jawa Barat (Jabar) dinilai tak maksimal dalam mengungkap siapa dalang utamanya.
Hal paling utama disorot publik yakni berupa tersisanya tiga DPO alias buronan pelaku pembunuhan Vina dan Eky yang tak tertangkap selama delapan tahun.
Di sisi lain, Polisi hanya butuh sekira 14 hari untuk menangkap Pegi Setiawan alias Perong terduga buronan pelaku pembunuhan usai kasus tersebut menjadi sorotan publik alias viral.
Menyikapi peristiwa tersebut, Raja Dangdut Rhoma Irama penasaran dan mengundang Guru Gembul untuk berbincang dalam podcastnya.
Rhoma penasaran terkait dengan metodologi yang digunakan Guru Gembul dalam membahas kasus Vina Cirebon pada channel YouTubenya.
Melansir dari YouTube Rhoma Irama Official, Selasa (04/6/2024) berikut pembasahan Guru Gembul soal kasus Vina Cirebon.
Guru gembul mengungkapkan jika para followersnya meminta agar ia membahas kasus Vina Cirebon.
Kasus Vina Cirebon yang tengah menjadi kontroversi. Source: tim tvOnenews
"Saya tetap pada pendirian dengan tegas, saya gak akan membahas pribadinya, orang yang kesurupannya, dan sebagainya," ujar Guru Gembul.
"Karena itu adalah urusan pribadi yang kalau dibicarakan judulnya ghibah, gosip. Nah itu masalah pribadi," sambungnya.
Guru Gembul menegaskan bahwa apa yang dibahasnya menyoal kasus Vina adalah untuk kepentingan publik, bukan hanya konten semata.
"Jadi yang dibahas itu berbasis pada kepentingan-kepentingan publik. Saya gak ngebahas Vina-nya. Saya ngebahas bagaimana kinerja polisi dalam menyikapi masalah ini," papar Guru Gembul.
Rhoma Irama juga menegaskan kembali bahwa yang menjadi point of viewnya soal kasus Vina ada dua.
Pertama, bagaimana penegakan hukumnya? Kedua, bagaimana ini kemudian diproduksi menjadi sebuah film yang tidak relevan lagi dengan aqidah.
"Bagaimana fenomena masyarakat, bagaimana ceritanya sesuatu yang mistik dijadikan titik poin penyelidikan polisi. Bagaimana masyarakat itu begitu mencintai horor," ujar Guru Gembul.
"Bagaimana film horor itu menduplikasi cerita asli dan kemudian direplikasi sedemikian demi katakanlah misalkan kepentingan uang," sambungnya.
"Itu sebenarnya adalah masalah-masalah sosiologis dan fenomenologi yang harus kita angkat," imbuhnya lagi.
Maka menurut Guru Gembul, kasus Vina yang saat ini menjadi kontroversi merupakan masalah sosiologis dan fenomenologi masyarakat Indonesia.
"Selainnya, itu hal-hal yang bersifat pribadi saya menolak mendengar dan menolak untuk tahu. Itu bukan hak saya, karena itu privasi dari setiap orang," sambungnya.
"Jadi ada metodologi yang kita gunakan dimana kita memisahkan kepentingan publik dan urusan pribadi," pungkas Guru Gembul. (udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Ikuti juga sosial media kami;
twitter @tvOnenewsdotcom
facebook Redaksi TvOnenews
Load more