Purbalingga, Jateng - Soto, kuliner khas nusantara, di tiap daerah ada dan dengan ciri khasnya. Kali ini, tvonenews.com mengajak Anda ke Purbalingga Jawa Tengah, di sana, ada soto kriyik. Dari namanya, sudah terbayang, ada yang membuat soto ini terasa lebih krispi. Dan soto khas Purbalingga ini, sudah ada sejak 75 tahun lalu.
Warung di Karangsentul ini, dikelola oleh anak Bu Karsini, yakni Julastri. Soto ini sudah dikenal luas oleh warga, karena kekhasan, yakni campuran kriyiknya. Kriyik dalam makanan berkuah inilah, yang membuat sensasi lain saat menikmatinya.
"Dulu yang mengawali ibu. Jualan di pasar Purbalingga. Lalu karena selalu ramai, pembeli sampai datang ke rumah, sebelum dagangan siap di pasar pelanggan yang sudah tidak sabar ya ke rumah. Jadi akhirnya jualan di rumah," ujar Julastri.
Menu soto, mungkin di semua tempat di nusantara sama, yakni ketupat atau nasi, daun bawang, kerupuk, tauge, irisan daging ayam atau sapi dan disiram kuah berkaldu. Nah, di sini ditambahkan kriyik, yang terbuat dari kentang. Dibuat seperti perkedel, lalu digoreng hingga kering. Saat digigit dalam istilah bahasa Purbalingga, akan berbunyi kriyik-kriyik. Ini membuat soto Bu Karsini dikenal dengan nama soto kriyik.
Seporsi soto kriyik, biasanya juga ditambah ayam goreng tanpa bumbu. Dan yang paling banyak diminta pelanggan adalah bagian kepala. Ayam goreng kering ini, juga menambah sensasi kriyik.
Sejak 75 tahun lalu, awal mula Bu Karsini menjajakan soto, citarasa soto kriyik tak berubah. Membuat pelanggan setia pasti akan kembali menikmatinya.
Anda yang tidak menyukai kuah santan, bisa meminta kuah bening. Meski dinamai kuah bening, citarsa kaldu ayamnya tetap sama. Segarnya kuah kaldu dipadu dengan kriyik kentang, akan sangat saling melengkapi. Kriyik kentang juga akan berasa lebih empuk saat berpadu dengan kuah di mulut.
"Kan ada pembeli yang mungkin tidak suka atau berpantang santan. Kita sediakan kuah bening. Cita rasanya sama," tambah Julastri.
Sensasi kriyik berpadu kuah inilah yang sulit bagi pelanggan untuk tidak kembali menikmatinya. Seporsi soto kriyik, paling pas dinikmati untuk sarapan pagi atau makan siang. Warung soto ini, juga buka sejak pukul enam tiga puluh pagi hingga jam lima sore. Soto kriyik Bu Karsini sudah memiliki banyak pelanggan, terutama mereka yang ingin kembali mengenang citarasa masa lalu di Purbalingga.
"Proses memasak juga masih dengan cara tradisional. Saya masih menggunakan kayu bakar untuk mengolahnya," tutur Julastri.
Bahkan untuk menjaga kuah tetap hangat, Julastri menggunakan bara dari arang. Ini yang membuat rasa soto orisinil sejak dahulu. Pelanggan juga pasti akan kembali.
"Dulu pas masih kecil suka diajak makan di sini sama orang tua. Selalu kalau ke sini kangen menikmati soto kriyik. Rasanya masih sama," ujar Wanti, pelanggan dari Purbalingga.
Pembeli dari luar kota juga kadang singgah di sini dalam sebuah perjalanan ke Purwokerto atau Wonosobo. Kebanyakan mereka adalah pelanggan lama. Atau perantau yang pulang kampung.
Nah, anda ingin mencicip soto dengan sensasi krispi yang menggoda? Datang saja ke warung Soto Kriyik Buu Karsini di Karangsentul Kota Purbalingga. Satu porsinya hanya 15 ribu rupiah, dengan ayam goreng kering, atau soto komplit seharga 21 ribu rupiah. Usai mencicip ini, dijamin hidup anda akan lebih krispi, hehehe.. (Sonik Jatmiko/Buz)
Load more