Ketika itu ia tak diberitahu bahwa seorang teroris yang akan ditangkap oleh pihak kepolisian merupakan Noordin M Top. Hastry hanya diminta untuk siaga sebagai tim dokter.
“Saya waktu itu disuruh berjaga siaga oleh tim Dokpol saya. Saya nggak tahu kalau yang mau ditangkap itu Noordin M Top. Cuma kita disuruh siap-siap aja,” tutur Hastry kepada Denny Darko.
“Karena itu kan rahasia. Yang penting, saya selaku tim forensik harus diminta stand by. Kita nunggu disana sampai hari ketiga,” sambungnya.
Saat dr Hastry berada di TKP, dirinya mengaku menyaksikan saat Densus 88 menyergap pelaku teroris tersebut bersama kawanannya.
Setelah terjadi peristiwa tersebut, tim Dokpol membawa 4 jenazah yang terdiri dari 3 anak buah dan Noordin M Top sendiri.
“Ternyata setelah terjadi baku hantam dan tembak-tembakan serta peledakan diri itu, ada 4 jenazah,” terangnya.
“Kita periksa, 4 jenazah itu adalah Noordin M Top dan 3 anak buahnya. Istrinya nggak apa-apa,” sambung dr Hastry.
Setelah itu, ia dan timnya melakukan pencocokan identitas dari foto yang diberi kepolisian dengan wajah jenazah tersebut.
“Kita lihat dari fotonya, dari wajahnya yang sudah ada, ternyata benar itu Noordin M Top,” kata Dokter Hastry.
Load more