tvOnenews.com - Seorang wanita bernama Suriaty (30) tewas ditelan ular piton sepanjang 6 meter di Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu.
Korban ditelan ular piton saat dalam perjalanan menuju rumah saudaranya untuk minta diantar ke Puskesmas Walenrang Barat karena ingin mengambil obat anaknya.
Korban pertama kali ditemukan oleh suaminya yang mencari keberadaan sang istri lantaran tidak kunjung kembali.
Sang suami menyusuri jalan yang dilalui istrinya lalu menemukan sandal, tas dan celana korban berserakan di tepi jalan.
Tak jauh dari lokasi penemuan barang-barang tersebut, suaminya melihat ular piton dengan perut yang sudah membesar.
Suami korban lantas meminta pertolongan warga untuk membunuh ular dan mengeluarkan tubuh korban dari dalam perut ular.
Pemerintah Desa Siteba lalu mengimbau warganya agar berhati-hati dan sebaiknya tidak bepergian keluar rumah seorang diri.
"Karena habitat dan makanan ular piton sudah terganggu dan berkurang, sehingga kami ingatkan untuk tetap waspada demi menghindari peristiwa serupa terjadi," ujarnya.
Ular jenis ini merupakan salah satu ular terpanjang di dunia dan terberat setelah anaconda hijau dan ular piton Burma.
Kasus ular menelan manusia sebenarnya jarang terjadi bila habitat aslinya tidak terganggu.
Ular piton atau sanca kembang memang memiliki kekuatan yang cukup besar. Mereka akan melilit mangsa dengan cara mati lemas atau mengalami serangan jantung.
Menurut Mary-Ruth Low, staf konservasi & riset dari lembaga Wildlife Reserves Singapore, ular piton tidak mengunyah mangsanya melainkan langsung menelannya secara utuh.
Rahang ular dihubungkan oleh berbagai ligamen yang sangat fleksibel, sehingga mampu meregang jika memakan mangsa dalam ukuran besar.
Umumnya, ular piton hanya menyantap mamalia, meskipun mereka kadang-kadang memangsa reptil lain seperti buaya.
“Awalnya mereka memangsa tikus dan hewan-hewan kecil lainnya, tapi setelah mencapai ukuran tertentu, mereka tidak lagi memangsa tikus dan hewan sejenisnya karena asupan kalori sudah tidak mencukupi,” kata Mary-Ruth Low.
Hal ini yang membuat ular piton memilih mangsa lain yang lebih besar seperti babi, sapi bahwan manusia.
Piton punya lubang indera panas di sepanjang mulut untuk membantu mendeteksi makanan.
Jika ada sesuatu yang muncul dan hangat serta bergerak, hal tersebut terlihat cukup menarik bagi piton.
Ular piton sebenarnya tidak terlalu cepat, piton yang besar cenderung lebih lambat.
Oleh karena itu, biasanya seseorang akan mudah mendeteksi keberadaan ular dan menjauhinya.
Ular piton yang mendiami hutan tropis Indonesia, Filipina, dan wilayah lain di Asia Tenggara sebenarnya jarang memangsa manusia.
Menurutnya, jika ada ular piton yang memangsa manusia, bisa jadi ular itu sangat lapar dan calon mangsa cukup dekat.
Meski begitu, tak dipungkiri jika ular piton bisa menyerang mangsa dengan cepat. Jika ular piton besar sudah menyerang, akan sulit lepas karena kekuatannya.
Gigi piton juga sangat tajam dan kuat, sehingga ketika mangsanya mencoba melepaskan diri, giginya akan menancap lebih dalam.
“Gigi mereka sangat khusus untuk menjaga mangsa tetap di dalam mulut," ungkapnya.
Ular piton tidak termasuk sebagai ular berbisa, namun ia memiliki kekuatan lilitan yang sangat besar untuk memakan mangsanya. (adk)
Load more