Klaten, Jawa Tengah – Akibat terdampak masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan sepi tanggapan (pentas), tak membuat Panggah (53), warga Dusun Koripan, Desa Pundungsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang berprofesi sebagai dalang wayang kulit berputus asa.
"Sebelum buat kerajinan, saya melatih anak-anak seni karawitan dan seni pedalangan. Saya merasa sebagai seniman pada masa pandemi ini memang lumpuh. Tapi saya tidak patah semangat dan terus berusaha berkarya seperti membuat kerajinan ini," ujar Panggah dirumahnya, Jumat (14/1/2022).
Ia mengatakan, kerajinan yang sudah dibuat diantaranya pot bunga, pot gantung, aneka hiasan taman, dan mainan anak-anak. Rata-rata dalam sehari ia bisa mengerjakan lima buah kerajinan.
"Bahan baku ban bekas ini saya membeli dari bengkel. Belinya bijian. Adanya berapa ya saya beli. Selain ban mobil ada juga ban sepeda motor," ujarnya.
Panggah mengaku, keahliannya dalam membuat kerajinan berbahan dasar ban bekas tersebut dari belajar sendiri atau otodidak. Alat yang digunakan pun sederhana dan masih manual.
"Ide awalnya, saya naik motor melihat ada ban bekas ditaruh di kebun. Saya lihat kok ada genangan air dan dari pada jadi sarang nyamuk saya ambil. Saya coba, saya belah pakai kater dan ternyata bisa. Setelah itu saya buat kerajinan, sampai sekarang kurang lebih sudah berjalan dua bulan ini," ujarnya.
Panggah menjelaskan, untuk membuat kerajinan tersebut pertama kali membuat pola sesuai yang diinginkan. Kemudian diiris sesuai pola. Tahap akhir pewarnaan menggunakan cat minyak.
Panggah mengatakan, kerajinan buatannya dipasarkan secara online dan offline. Para pemesan sementara dari Klaten dan sebagian ada yang dari Jakarta. Dalam satu bulan, ia mampu menjual rata-rata lima buah kerajinan. Untuk harga dikisaran Rp50.000 sampai Rp150.000 per buah. Bahkan ada yang lebih tergantung tingkat kesulitannya.
"Ada kenalan dari Jakarta yang memesan model kursi. Untuk yang lokal rata-rata memasan pot bunga. Alhamdulillah bisa laku, bisa untuk bertahan hidup di tengah pandemi ini," ujarnya. (Agus Saptono/Buz)
Load more