tvOnenews.com - Kasus bebasnya Pegi Setiawan usai dinyatakan bukan tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon turut disorot Buya Yahya.
Buya Yahya diminta menanggapi kasus Pegi Setiawan yang mendapat perlakuan kasar polisi hingga diduga terpaksa mengaku yang bukan kesalahannya.
Mulanya sang pendakwah mendapat pertanyaan dari jemaah soal kasus salah tangkap berujung penyiksaan dari oknum polisi.
“Buya baru-baru ini banyak kasus salah tangkap oleh polisi yang berakhir pada kistrunya masyarakat. Bahkan banyak cerita yang mengatakan bahwa saat di penjara polisi itu memukuli tahanannya agar mengakui tuduhan kepadanya,” kata jemaah.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa kasus ini pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW.
“Ini pernah kejadian antara Baginda Nabi dengan sayyidina Ali, waktu mau Perang Badar ada dua orang budak mendekat ke sayyidina Ali,” kata Buya Yahya.
Berdasarkan cerita Buya Yahya, sayyidina Ali mencurigai dua orang budak yang mendekatinya adalah mata-mata dari pihak lawan.
Akhirnya dua orang budak itu ditangkap dan dipukuli agar mengakui siapa mereka sebenarnya.
Saat dua orang budak itu tidak mengaku, sayyidina Ali terus memukulinya. Namun, ketika budak itu mengakui sebagai mata-mata akhirnya ia dilepaskan.
Mengetahui kejadian tersebut, Rasulullah SAW dengan tegas menegur sayyidina Ali.
“Nabi Muhammad setelah salat melihat keadaan ini. ‘Ali kamu ini aneh, saat jujur kau pukul, disaat bohong kau lepas’,” cerita Buya Yahya.
“Jadi waktu pertama jujur bukan, memang bukan. Hanya gara-gara dipukuli mengatakan iya,” kata Buya Yahya.
Oleh karena itu, Buya Yahya menyayangkan bila kasus ini terjadi di masa sekarang.
“Makanya kalau polisi hebat nggak perlu memukul, kalau dipukuli nanti malah salah menghukum orang,” ujar Buya Yahya.
“Dipukuli sakit, ngaku bukan karena melakukan berarti belum tepat sasaran itu. Mohon maaf ini mungkin barangkali bukan polisi yang terdidik,” imbuhnya.
Buya Yahya mengatakan, bila seorang polisi benar-benar hebat, seharusnya bisa melihat pelaku dengan mudah hanya dengan gerak-geriknya.
“Kalau cerdas duduk saja beberapa menit, lihat gelagatnya, mimik mukanya, dan wajahnya. Alibi-alibi yang dibuat bisa saja dibongkar dengan kecerdasan seorang detektif,” terang Buya Yahya.
Bila kepolisian terbukti melakukan kekerasan, Buya Yahya menduga kejadian itu hanya dilakulan oleh sebagian oknum saja.
“Itu hanya oknum saja yang buru-buru pengin dikejar sama komandannya,” kata Buya Yahya.
Menurut sang pendakwah, polisi berhak menahan seseorang bila dicurigai sebagai pelaku, namun bukan berarti boleh memukulnya.
“Curigai lah itu dengan ilmunya, baru nanti ditanyai. Bukan dipukuli, kalau memukul itu barangkali memang dia tidak punya ilmunya. Ngaku dapat laporan nanti naik pangkat misalnya,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya lantas berpesan agar para pihak kepolisian tidak boleh melakukan kekerasan. Lakukan penangkapan dan pengadilan sesuai hukumnya.
“Nggak boleh begitu ya wahai para polisi. Kami yakin kepolisian nggak ada seperti itu, penghajaran itu nggak ada tapi dengan cara yang sesuai dengan prosedur,” pungkas Buya Yahya.
Diketahui, Pegi Setiawan sebelumnya mengakui bahwa dirinya mendapat perlakuan kasar dari polisi saat ditangkap.
"Ada (perlakuan kasar), semacam kata-kata kasar, banyak sekali ancaman-ancaman. Selain itu saya pernah dipukul di bagian mata sini (kanan)," ungkap Pegi Setiawan.
(adk)
Load more