tvOnenews.com - Jeng Nimas, peramal kondang yang kerap kali menyita perhatian publik dengan penerawangannya, kali ini memberikan pandangan mengejutkan terkait kasus yang melibatkan Dedi Mulyadi dan Pegi Setiawan.
Dalam penerawangannya, Jeng Nimas melihat bahwa langkah Dedi Mulyadi yang membela Pegi Setiawan, ketua Moonraker Cianjur, akan menjadi blunder besar yang mempengaruhi elektabilitasnya.
Keterlibatan Dedi Mulyadi dalam kasus Vina Cirebon yang ia fasilitasi untuk tes DNA bagi Pegi Setiawan, rupanya menimbulkan keraguan besar di kalangan netizen.
Jeng Nimas terawang Dedi Mulyadi akan blunder. Sumber: Tangkapan Layar YouTube: Jeng Nimas.
Banyak netizen yang meragukan hasil tes DNA tersebut, bahkan ada yang menyebut bahwa Pegi Setiawan adalah anak angkat, bukan anak kandung.
Dalam penerawangannya, Jeng Nimas mengungkapkan bahwa langkah ini bisa menjadi senjata makan tuan bagi Dedi Mulyadi, terutama dalam konteks pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Kasus ini bukan hanya sekedar masalah pribadi antara Dedi Mulyadi dan Pegi Setiawan, tetapi juga menyangkut nama baik dan kepercayaan publik terhadap Dedi Mulyadi.
Menurut Jeng Nimas, dalam penerawangannya, ia melihat simbol-simbol yang menunjukkan bahwa kepercayaan publik bisa jatuh jika Dedi Mulyadi tidak segera mengambil langkah untuk memperbaiki situasi.
"Di sini ada simbol self-worth, kedudukan. Kedudukan Kang Dedi Mulyadi sangat terpengaruh oleh kasus ini. Jika tidak segera dijelaskan kepada publik tentang hasil tes DNA yang sebenarnya, maka dukungan untuknya bisa menurun drastis," jelas Jeng Nimas.
Lebih lanjut, Jeng Nimas juga memperingatkan bahwa rival-rival politik Dedi Mulyadi akan memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkannya.
"Rival-rivalnya pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk menggembosi suara-suara Kang Dedi. Jadi, Kang Dedi harus berhati-hati dan segera mengambil langkah untuk memulihkan nama baiknya," tambahnya.
Kasus ini juga memunculkan berbagai spekulasi dan asumsi di kalangan netizen.
Banyak yang berkomentar di media sosial, meragukan hasil tes DNA dan bahkan ada yang mengklaim bahwa Pegi Setiawan adalah anak angkat.
Seorang netizen berkomentar, "Saya tetangganya Pegi Setiawan, dia anak angkat. Hasil tes DNA itu meragukan."
Penerawangan Jeng Nimas juga mengungkapkan bahwa Dedi Mulyadi harus lebih bijak dalam menghadapi kritik dan masukan dari masyarakat.
"Ada simbol vanity, jangan terlalu percaya diri dan tidak mau mendengarkan orang lain. Ini bisa menjadi penghalang besar dalam upaya memulihkan nama baik dan perolehan suaranya," kata Jeng Nimas.
Dalam konteks pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Barat, Jeng Nimas menyarankan agar Dedi Mulyadi lebih terbuka dan transparan dalam menjelaskan hasil tes DNA Pegi Setiawan kepada publik.
Menggandeng ahli medis yang kredibel untuk memberikan klarifikasi juga bisa menjadi langkah strategis.
"Dedi Mulyadi harus bisa menjelaskan dengan detail kepada netizen tentang hasil tes DNA tersebut. Paling tidak, ini bisa menjawab kecurigaan dan keraguan netizen," tambahnya.
Namun, Jeng Nimas juga mengingatkan bahwa kepercayaan publik yang sudah terlanjur jatuh akan sulit untuk dipulihkan sepenuhnya.
"Ada simbol perception, pemikiran. Masyarakat yang sudah kecewa akan sulit untuk percaya kembali. Tapi setidaknya, dengan menjelaskan secara detail dan menggandeng ahli medis, bisa membantu memulihkan sebagian kepercayaan publik," jelasnya.
Dengan situasi yang semakin memanas, langkah-langkah yang diambil Dedi Mulyadi dalam waktu dekat akan sangat menentukan.
Upaya untuk memulihkan nama baik dan perolehan suaranya harus dilakukan dengan segera dan tepat. Jeng Nimas menekankan bahwa Dedi Mulyadi harus tetap fokus dan tidak membuang waktu.
"Kang Dedi harus berusaha keras untuk memulihkan nama baiknya dan mendapatkan kembali simpati masyarakat. Ini bukan hanya tentang pencalonannya sebagai Gubernur, tetapi juga tentang kepercayaan publik yang harus dijaga," tutup Jeng Nimas.
Dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan ini, kebijaksanaan dan langkah-langkah strategis sangat diperlukan.
Penerawangan Jeng Nimas memberikan gambaran yang jelas bahwa tindakan Dedi Mulyadi dalam kasus ini akan berdampak besar pada masa depan politiknya.
Tetap bijak dan transparan adalah kunci untuk mengatasi blunder yang mungkin terjadi. (anf)
Load more