tvOnenews.com - Kasus Vina Cirebon nampak semakin rumit dengan para terpidana yang mulai bersuara setelah Pegi Setiawan berhasil menang di sidang prapradilan.
Belum lagi ditambah ayah Eki Iptu Rudiana yang dianggap sempat menghilang dari publik beberapa waktu setelah Pegi Setiawan terbebas dari penjara.
“Ada manfaat luar biasa yang akan bisa didapat ketika Mabes Polri berhasil menemukan bukti komunikasi elektronik gawai baik itu yang dimiliki oleh para terpidana maupun dimiliki oleh para korban,” kata Reza Indragiri dalam Apa Kabar Indonesia Malam, dikutip Kamis (1/8/2024).
Bagi terpidana, lanjut Reza Indragiri, akan bisa dibaca sesungguhnya ada atau tidak komunikasi satu sama lain terkait dengan bagaimana mereka berencana lalu merealisasikan pembunuhan terhadap korban.
“Demikian pula ada tidak tanda-tanda bahwa mereka melakukan selebrasi pasca melakukan apa yang dinarasikan sebagai pembunuhan berencana tersebut,” jelas Reza Indragiri.
Sama halnya ketika komunikasi elektronik secara rinci dibuka dari gawai para korban akan ditangkap dua hal.
Pertama adakah tanda-tanda kecemasan, ketakutan, kepanikan, dan betapa kedua korban ingin melarikan diri karena dikejar-kejar dan mencari pertolongan.
Kedua dicek pula kesinkronan waktunya apakah pasca jam 22 waktu yang disebut-sebut sebagai penemuan jasad korban setelah itu ada komunikasi yang dilakukan oleh korban dengan pihak lain.
“Ini akan bisa mengarahkan kita pada simpulan sesungguhnya terjadi atau tidak terjadi pembunuhan dan perkosaan itu,” terang Reza Indragiri.
Maka dari itu pihaknya mendorong kepolisian untuk sesegera mungkin mencari, menemukan, dan menghadirkan bukti komunikasi elektronik tersebut ke ruang hukum.
Sementara itu Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Surawan pernah mengaku minimnya informasi identitas tersangka membuat pihak kepolisian kesulitan menangkap.
“Memang kita sudah melakukan penyelidikan selama ini, cuma dari keterangan para terdakwa dulunya memang hanya menerangkan nama panggilan dan nama alias,” kata Surawan dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (16/5/2024).
“Tetapi mereka (terdakwa lain) tidak mengetahui nama asli sebenarnya siapa. Mereka di situ memang tidak saling terlalu mendalam. Artinya hanya berkumpul-kumpul saja di situ,” tambahnya.
Kombes Surawan menyebut selama ini pihaknya selalu juga mencari informasi dengan meminta keterangan atau melakukan interogasi ke para terpidana di dalam lapas.
Kemudian kepolisian juga sudah melakukan pencarian di luar lapas, namun minimnya informasi membuat polisi sulit menemukan tersangka.
“Sekarang kami sedang mencari keberadaannya untuk mengetahui siapa sebenarnya tiga orang ini supaya kita bisa lebih jelas,” terang Kombes Surawan.
Saat ditanya mengapa sampai butuh bertahun-tahun untuk mengungkapnya, apalagi salah satunya merupakan otak pembunuhan.
“Ya, mangkanya dari mereka ini kan hanya menerangkan panggilan, tapi tidak tahu nama sebenarnya siapa sehingga kami kesulitan untuk menelusuri,” jelas Kombes Surawan.
Terkait dengan informasi bahwa para pelaku sudah berganti identitas dan juga ada yang salah satunya punya keterkaitan dengan pihak kepolisian, Kombes Surawan membantah itu.
“Sejauh ini kita belum menerima informasi seperti itu. Justru kami mengharapkan apabila ada masyarakat yang mengenal kemudian mengetahui keberadaan mereka, kami juga minta tolong,” terangnya.
“Kepolisian prinsipnya tidak akan memandang bulu terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana akan ditindak tegas. Justru yang menjadi korban selama ini kan anak anggota kami dari kepolisian,” tambahnya.
(amr)
Follow tvOnenews.com di sini Google News.
Load more