tvOnenews.com - Pandit senior, Coach Justin memberikan pandangannya soal taktik yang diterapkan oleh Indra Sjafri di skuad timnas Indonesia, terutama pada laga final Piala AFF U-19 2024.
Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri sukses menjadi juara Piala AFF U-19 2024.
Sempat banyak diragukan pada awal-awal lagu, terutama netizen setelah melihat gaya bermain skuad Muda.
Skema serangan yang dianggap biasa saja dan banyak long ball, dibandingkan dengan pola Shin Tae-yong saat membawa timnas Indonesia U-23 berlaga di Piala Asia U-23 2024.
Indra Sjafri menjawab segala keraguan itu dengan mempersembahkan trofi Piala AFF U-19 2024, setelah 11 tahun penantian.
Terlebih lagi, timnas Indonesia U-19 yang diperkuat oleh Jens Raven, Arkhan Kaka, Welber Jardim dan Kadek Arel berhasil tak terkalahkan sepanjang turnamen Piala AFF U-19 2024.
Analisa Coach Justin soal timnas Indonesia asuhan Indra Sjafri
Coach Justin dikenal pengamat sepak bola yang sangat vokal dalam mengkritik timnas Indonesia, dan juga sosok yang mendukung Shin Tae-yong 'stay' melatih timnas Indonesia.
Dalam kesempatan bincang bola, Coach Justin memaparkan dan memberikan pandangannya soal taktik yang digunakan oleh Indra Sjafri.
Menurut dia, permainan timnas Indonesia masih banyak yang harus dibenahi, karena permainan Thailand lebih bagus.
"Kalau jujur, permainan Thailand lebih bagus, tapi kita punya defence yang bagus sehingga mereka tak bisa dijebolin," jelas dia.
"Contohnya apa? create peluang, berapa peluang sih kita dapat, nyaris gak ada, tapi dapat satu gol," bebernya.
Thailand jauh lebih banyak peluang, tetapi tak berhasil mencetak gol.
Di mana hal itu, Coach Justin mengapresiasi mental juara yang ditunjukkan oleh para pemain timnas Indonesia U-19.
"Ini sudah bagus, mental juara pertahankan, strategi, pemain cadangan masuk, sub. Itu semua sudah oke, sudah bagus semua," terangnya.
"Tapi kembali lagi hal-hal kecil yang kita tak begitu menguasai, contoh game play-nya okey, counter berapa orang, lewat tengah, sayap, siapa yang maju, siapa yang cover, itu sudah oke, tapi eksekusi-nya," jelas dia.
Coach Justin dan Indra Sjafri.
Menurut Coach Justin, tujuan sepak bola bukan untuk tidak membuat kesalahan, melainkan mengurangi kesalahan.
"Perbanyak jam terbang, try out, sama latihan. Balik lagi ke pemain, bisa gak men-develop dirinya sendiri, karena mereka kan kembali lagi ke klub," tuturnya.
"Di klub dia harus develop dirinya sendiri dari segala segi, mental, fisik, disiplin, akurasi passing, akurasi shooting," paparnya.
Segala persiapan harus dilakukan untuk kualifikasi Piala Asia U-20.
Berkaca pada turnamen Toulon Cup 2024 di Prancis yang diikuti oleh anak asuh Indra Sjafri.
Di mana mereka melawan tim-tim Eropa, dan meraih hasil minor dari turnamen tersebut.
"Di hantam kiri kanan, zero menang kalau gak salah, bahkan seri pun gak dikasih, nggak ada masalah, karena ini sebuah try out," tuturnya.
Mantan pelatih timnas futsal itu mengaku mengalami hal yang sama ketika membawa anak asuhnya try out di Iran.
Tetapi ketika kembali dari sana, dan bisa membawa timnas futsal perform dengan baik.
Lebih lannut, pemilik nama lengkap Justin Lhaksana ini mengatakan bahwa jika mau maju, Indonesia harus melangkah lebih lagi.
Menurutnya level Indonesia yang kini berada di Asia harus menjadi batu loncatan.
"Bahwa mereka juara appreciate, kerja keras, gak jatuh dari langit, berkat kerja keras semua tim, pelatih, pemain, PSSI, Manajemen dan lain-lain," tambahnya.
Pandit senior Coach Justin juga optimis timnas Indonesia bisa lolos babak kualifikasi Piala Asia U-20.
"Tapi what next? next nya ini kan kualifikasi, feeling gua lolos karena bertemu dengan Maladewa, Yaman, sama Timor Leste. Harusnya kita bisa lolos," jelas dia.
"Jika kita lolos, ujian benarnya itu di AFC U-20, di mana langsung menjadi kualifikasi Piala Dunia tahun depan," ungkapnya.
Menurut Justin, dari tahap lolos Piala Asia U-20 dan menuju kualifikasi Piala Dunia inilah menjadi titik apakah sepak bola kita ada progres atau tidak.
"Jadi kalau cuma Piala AFF saja, untuk gue it's not our level, tapi tentunya apresiasi karena yang mereka lakukan banyak pertandingan, dan menjadi juara karena berkat kerja keras," pungkasnya.
"Berkat kerja keras dan harus diapresiasi, tapi sekali lagi jangan lupa bahwa level kita itu asia," tambahnya. (ind)
Load more