"Saya kira agak berlebihan Anjas, kalau Anjas kemudian tiba-tiba menyalahkan Shin Tae-yong. Kan kita harusnya berkaca pada diri kita sendiri, kita ini sudah memberikan apa," terang
M. Nigara menerangkan soal turnamen yang diikuti oleh Anjas Asmara yang membuat dirinya merasa lebih hebat.
"Apalagi turnamen ini nggak tercatat oleh FIFA, kan nggak ada apa-apa itu, gak bisa kita kategorikan sebagai itu prestasi kita," jelas dia.
"Nah kecuali kita misalnya juara SEA Games, semifinalis Asian Games, itu boleh lah menyebut diri kita legend," tuturnya.
Dia juga berpandangan Anjas Asmara belum memiliki kapasitas dalam berbicara tentang sepak bola, jika menilik prestasinya.
"Kemudian boleh kita merasa lebih dari orang lain, boleh lah itu. Kayak wartawan pernah gak ngeliput Piala Dunia? belum, aduh jangan dong lu ngomong sepak bola seolah-olah gitu kan," terangnya.
"Saya gini-gini Alhamdulillah dua kali loh ngeliput Piala Dunia. Itu pun saya gak mau menempatkan diri seperti orang paling tahu sepak bola," jelasnya.
Dia mengaku sejak Anjas Asmara aktif bermain di liga Indonesia dan timnas Indonesia, dirinya sudah menjadi wartawan.
"Semua tim nasional, dari mulai Anjas main, saya udah di tim nasional ngeliput. Sudah mulai ngeliput masa-masa terakhir Anjas itu, harusnya dia berpikir, gak apa-apa dia punya pendapat berbeda, boleh, tapi jangan kelebihan," paparnya.
Load more