Proses memasak Wader Liwet ini dimulai dengan menyiapkan bumbu-bumbu yang terdiri dari rempah-rempahan lokal. Kemudian ikan wader dicampur dengan jantung pisang.
"Awalnya proses 'linting' atau pepes dengan daun pisang. Dilanjutkan hari berikutnya yaitu memasukkan pepes ke dalam kuwali dari tanah liat, yang sebelumnya sudah diberi alas daun pisang di dalamnya. Setelah itu santan dan bumbu rempah juga dimasukkan menjadi satu ke dalam kuwali," terang Tedjo.
"Selama empat hari, secara terus menerus kuliner berbahan baku ikan Wader (sejenis ikan air tawar/sungai) ini dimasak dengan cara 'Liwet' (rebus)," kata Tedjo.
Semua proses ini dilakukan tanpa menggunakan minyak goreng dan dimasak menggunakan api dari kayu bakar.
"Kuncinya, selama tiga hari ikan harus dimasak dengan api kecil tanpa diaduk," imbuh Tedjo.
Kuliner khas wader liwet ini, sekarang menjadi menu tradisional andalan desa wisata Klayar.
"Menu tradisional seperti ini perlu diangkat kembali, karena generasi sekarang harus tahu resep dan cara membuatnya, mengingat ini termasuk budaya warisan nenek moyang yang harus dilestarikan," kata KPH Yudanegara, menantu Sultan Hamengku Buwono X, yang hadir dalam lounching Wader Liwet di Desa Budaya Klayar.
Load more