tvOnenews.com - Media sosial beberapa hari ini dihebohkan dengan meninggalnya seorang dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anesti di Universitas Diponegoro (Undip), bernama Dr. Aulia Risma Lestari.
Kabar duka itu viral pertama kali setelah ceritanya diunggah oleh sebuah akun X (Twitter) pada Rabu (14/8/2024). Dari situlah diketahui, jika Aulia diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan cairan obat anestesi ke dalam tubuhnya.
Bullying atau perundungan pun jadi hal yang menyebabkan Aulia akhirnya memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dokter muda yang bertugas di RSUD Kardinah Kota Tegal itu ditemukan telah meninggal dunia di kamar kosnya yang berada di Jalan Lempongsari, Semarang, Jawa Tengah.
"Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bundir dengan cara suntikkan obat ke tubuh. Diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS Anestesi Undip Semarang," tulis sebuah akun X dalam thread-nya, sehingga membuat kasus tersebut akhirnya viral di jagat maya.
Akun X tadi juga membeberkan hasil pemeriksaan jasad korban yang diketahui menyuntikkan obat anastesi tersebut ke tubuhnya sehari sebelum ditemukan meninggal dunia. Di mana obat tadi hanya bisa didapat dari akses yang dimiliki dokter anastesi atau yang sedang menempuh program dokter spesialis anastesi.
"Dari hasil pemeriksaan korban suntik diri sendiri sehari sebelumnya menggunakan obat bius yang hanya bisa diakses oleh dokter anestesi atau program dokter spesialis anestesi," tulis akun X tadi.
Di tengah viralnya kasus tersebut, seseorang diduga dokter senior mengunggah foto dengan tulisan di Instagram Story. Lewat akun Instagramnya @hendrawan_aan, dokter tersebut mengunggah Stories yang menyinggung soal dokter yang sedang melanjutkan PPDS untuk menyesuaikan fisik dan mentalnya.
"Teruntuk adik-adik yang akan melanjutkan PPDS ..kenali dulu prodi yg akan kalian pilih dan sesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental mu..jangan sampai beban kerja dianggap sebagai bullying," tulis akun Instagram diduga dokter bernama Aan Hendrawan itu.
Menurut tulisan yang diunggah olehnya, beban kerja tersebut dinilai untuk mendidik dan melatih mereka agar siap terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.
"Memang ada beberapa prodi yang beban kerjanya mungkin dianggap berat..tapi itu semua untuk mendidik dan melatih dirimu terjun ke dunia kerja yang tanggung jawab secara fisik dan mentalnya juga berat," tulisnya
Tak sampai di situ, Aan juga menyinggung cara mencegah stres saat melanjutkan pendidikan spesialis, yakni dengan tidak sekolah.
"Bagaimana cara mencegah stress saat pendidikan spesialis?? Jawaban nya simple... JANGAN SEKOLAH," tulis Aan di unggahan Instagram Story-nya yang lain.
Unggahan akun Instagram seseorang diduga dokter senior yang dianggap netizen nirempati. Sumber: Instagram/hendrawan_aan.
Netizen yang sudah geram dengan unggahan Aan pun makin dibuat naik pitam, tatkala Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) malah mengunggah ulang stories yang dibuat oleh Aan.
"Bahkan IDI dan dokter senior juga menormalisasi tindakan bully," tulis akun X @devllsadvocatee sambil menyertakan bukti Instagram Story yang diunggah Aan dan yang di-repost oleh IDI.
Akun Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mengunggah ulang postingan akun Aan Hendrawan. Sumber: Instagram/ikatandokterindonesia.
Akun-akun lain di X pun tak kalah mengkritik hal tersebut. Sebab, hal itu sudah melewati batas bahkan terkesan nirempati dengan apa yang terjadi pada Dr. Aulia Risma Lestari.
"Sehat sehat rakyat indonesia, sekelas IDI aja dukung tindakan pembully an," tulis netizen X lainnya.
"Beban kerjaan, masa benerin antena nyuci daleman beban kerjaan agak lain," kata netizen lainnya.
"Sekelas IDI begini? ga habis pikir," kata netizen X.
Setelah unggahannya viral, akun @hendrawan_aan kini sudah mengunci akun Instagramnya, sehingga tidak bisa diakses oleh publik. Sementara itu, Instagram @ikatandokterindonesia juga menutup kolom komentarnya, sehingga publik tidak bisa menuliskan komentar apa pun di unggahan-unggahan akun tersebut. (ism)
Load more