Ia melanjutkan, sejak dulu krupuk di kampungnya digoreng pakai pasir. Kerupuk mentahnya diuseg-usegkan pada pasir yang dipanaskan hingga bisa mekar. Makanya kemudian disebut kerupuk useg.
"Tapi sekarang pasirnya ditampung dalam drum. Lalu dipanaskan pakai bahan bakar kayu di bawahnya. Pasir yang kemudian panas menghasilkan suhu ruang yang cukup untuk memekarkan dan mematangkan kerupuk," lanjutnya.
Ibaratnya, kerupuk useg Kendal tak pernah lekang ditelan harga minyak goreng. Mau naik berapapun tidak masalah.
"Lha kan tidak pakai minyak goreng. Bahan bakar pun pakainya kayu, jadi kalau harga gas naik juga tidak masalah. Nah, kalau harga tepung naik atau kalau hujan terus-terusan dan kita nggak bisa njemur kerupuk, lha itu baru terasa," kata Fifi lagi.
Load more