tvOnenews.com - Nama seorang mantan gembong narkoba kelas kakap, Freddy Budiman sudah tidak asing didengar lagi.
Freddy Budiman telah menerima hukuman pidana mati pada tahun 2013 dan telah dieksekusi pada tahun 2016 di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Seusai dinyatakan mendapat vonis hukuman mati, hati Freddy Budiman telah tergugah untuk taubat dan mengubah dirinya menjadi sosok yang religius hingga akhir hayatnya.
Pribadinya sangat berbeda sejak ketika ia masih menjadi gembong narkoba. Dalam beberapa tahun terakhir sebelum masa eksekusinya tiba, wajah Freddy Budiman begitu berseri dan sangat teduh.
Ustaz Fatih Karim menjadi pendamping rohani LP Nusakambangan yang menceritakan pertemuan dirinya dengan Freddy Budiman ke hadapan publik.
Seperti apa kisah taubat Freddy Budiman berdasarkan pengalaman Ustaz Fatih Karim? Simak informasinya berikut ini.
Sebelumnya, Ustaz Adi Hidayat pernah mengatakan bahwa dirinya justru ‘iri’ dengan kematian Freddy Budiman.
Menurutnya, kematian mantan gembong narkoba itu dinilai sebagai salah satu kematian yang indah baginya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan kalau Freddy Budiman sangat beruntung lantaran ia dapat mengkhatamkan Al Quran sebanyak 7 kali sebelum di eksekusi mati.
Freddy Budiman. (Kolase tvOnenews)
Bukan hanya Ustaz Adi Hidayat yang iri dengan kematian sang mantan gembong narkoba ini, Ustaz Fatih Karim yang juga pendamping rohani LP Nusakambangan juga merasa kagum dengannya.
Ketika mengisi pengajian di LP Nusakambangan, Ustaz Fatih Karim melihat kepada sosok di sisi kanan ketika ia memberikan tausiyah bersama narapidana.
“Ada orang pakai baju koko putih, kopiah putih, berjenggot-jenggot yang sudah mulai memutih, dari tadi sampai akhir pengajian nangis senangis-nangisnya. Pipinya basah dengan air mata," ungkap ustaz Fatih Karim dalam video YouTube Hijrah Yuk.
Kemudian, Ustaz Fatih Karim bertanya-tanya, siapa sosok pria yang menangis sepanjang pengajian itu?
"Saya tanya ke penjaga penjara, 'Dia siapa? Dia Freddy Budiman'. Pengedar narkoba kelas kakap, bukan kakap lagi sudah paus," ujarnya.
Freddy Budiman mendapatkan hukuman mati lantaran terbukti menyelundupkan berton-ton pil ekstasi dari China, yang akan diedarkan ke seluruh pelosok negeri.
Melihat reaksinya saat mendengarkan ceramah, Ustaz Fatih Karim pun tertarik untuk menemuinya kembali.
Dirinya meminta kepada sipir penjara agar dapat dipertemukan lagi dengan Freddy Budiman.
"Singkat cerita saya mau ketemu dilarang polisi, ternyata hari itu dibacakan surat eksekusi mati untuknya," kata Ustaz Fatih.
Bertepatan pada malam hari sebelum Freddy Budiman dieksekusi mati, secara tiba-tiba wilayah Pulau Nusakambangan diguyur hujan lebat disertai angin kencang, kilat dan petir hingga menjelang dini hari.
Malam itu pula sang gembong narkoba bersiap untuk menjalani hukuman mati yang akan berlangsung di Lapangan Tembak Limus Buntu, Tunggal Panaluan, LP Nusakambangan.
Sebelum ditembak mati, Freddy Budiman sempat mengajukan permintaan terakhirnya kepada petugas.
"Setelah eksekusi dibacakan, ada permintaan terakhir?. Keren, MasyaAllah, apa katanya?,” ucap Ustaz Fatih.
“Tolong izinkan saya, pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah Muhammadur Rasulullah, izinkan saya," jelasnya menirukan ucapan Freddy Budiman.
Selain meminta diizinkan mengucapkan kalimat tahlil, Freddy Budiman berharap kedua matanya tidak ditutup saat ditembak mati.
"Permintaan yang kedua, tolong kain hitam penutup mata dibuka, kenapa? 'Karena saya ingin melihat dosa-dosa saya yang terlalu banyak untuk Indonesia',” tutur Ustaz Fatih Karim.
“Apa yang terjadi? Petugas tidak memberi izin. Namun dia mohon-mohon hingga akhirnya diberi izin," terusnya.
Setelah ditembak, wajah jasad Freddy Budiman dalam keadaan tersenyum dan terdapat bulir-bulir keringat di dahinya. Ustaz Fatih mendoakannya meninggal dalam keadaan syahid.
Sebelum dieksekusi mati, ayah Fikri Budiman disebutkan berhasil mengkhatam Al Quran sebanyak 7 kali semasa masa tahanannya di LP Nusakambangan. (amr/kmr)
Load more