tvOnenews.com - Setelah lama bungkam, Sarwendah dan Felly akhirnya buka suara mengenai konflik yang pernah terjadi di antara anggota grup.
Selama bertahun-tahun, banyak yang bertanya-tanya tentang bagaimana suasana di balik layar Cherrybelle, girl group yang populer pada tahun 2010-an.
Dalam sebuah wawancara eksklusif di acara Obrolan Tiap Waktu yang diunggah pada 18 September 2024, mereka berdua bercerita mengenai berbagai dinamika internal yang kerap mereka hadapi.
Sarwendah di acara Obrolan Tiap Hari. Sumber: Tangkapan Layar YouTube: TRANS7 OFFICIAL.
Sarwendah yang kini dikenal sebagai istri Ruben Onsu, bersama Felly, mantan anggota Cherrybelle, membongkar kisah yang jarang diungkap ke publik.
Dalam percakapan tersebut, Sarwendah mengungkapkan bahwa meski Cherrybelle dikenal dengan citra ceria dan kompak di atas panggung, nyatanya ada banyak konflik kecil yang sering terjadi di balik layar.
Mulai dari rebutan baju hingga ketegangan saat di atas panggung, semua itu menjadi bagian dari perjalanan mereka sebagai grup.
Sarwendah dan Felly. Sumber: Tangkapan Layar YouTube: TRANS7 OFFICIAL.
“Kalo kita berdua (menunjuk Silvi) beda, dimarahin terus sama gurunya karena kita berdua dance-nya pasti selalu diomelin. Kalau enggak dance, nyanyinya juga diomelin juga ya kan,” ujar Sarwendah dengan nada bercanda.
Silvi pun ikut menimpali bahwa dulu mereka sering kali latihan sambil "ngumpet" agar tidak terlalu sering dimarahi.
"Iya, kita ngumpet-ngumpet aja latihannya daripada... jadi yaudah deh kita latihan ya gitu," tambah Sarwendah sambil tertawa.
Tapi, yang menarik perhatian netizen adalah pengakuan tentang konflik yang sering terjadi di antara anggota Cherrybelle saat masih bersembilan.
Ketika ditanya oleh host acara, Kiki Saputri, apakah mereka sering mengalami konflik, Felly menjawab dengan bercanda, “Aduh takut... takut banget. Ya kalo konflik ya ada lah. Konflik apa, Wen?”
Ia langsung melirik Sarwendah, yang kemudian memberikan ruang bagi Felly untuk menjelaskan lebih lanjut.
Felly akhirnya mengakui bahwa hal-hal kecil seperti tersenggol atau terinjak saat di atas panggung bisa menjadi pemicu konflik.
“Ada, ada, kalo kesenggol, bener. Keinjek gitu kan. Kadang kita enggak tahu panggungnya sebesar apa, kan ada yang keinjek dikit langsung bete. Pasti ada yang kayak begitu, ntar betenya berapa lama,” cerita Felly.
Tidak hanya soal senggolan di panggung, mereka juga sering rebutan baju dan sepatu.
“Ntar pilih-pilih baju... warna... nah rebutan yaa,” ujar Sarwendah.
Felly menimpali bahwa seringkali ada yang merasa diberi pakaian sisa, sehingga menambah ketegangan di antara anggota. "Ntar dikiranya dikasinya yang sisa," kata Felly.
Sarwendah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Wendy, yang dulu menjadi stylist Cherrybelle, sering kali terlibat dalam pembuatan aksesoris yang mereka kenakan.
"Dulu adik aku yang bikin pita-pita itu, handmade sendiri," kenang Sarwendah. Namun, hal ini juga tidak membuat konflik soal pemilihan baju dan aksesoris mereda.
Konflik-konflik kecil ini tidak selalu diselesaikan dengan cara yang sehat. Felly menceritakan bahwa setelah insiden-insiden kecil, mereka sering kali memilih untuk diam-diaman terlebih dahulu sebelum akhirnya saling menyindir.
“Ya, diam-diaman dulu. Ntar lama-lama sindir-sindiran,” katanya. Ketika ditanya apakah sindir-sindiran tersebut pernah diunggah di media sosial, Sarwendah hanya tertawa dan mengatakan, “Itu 12 tahun yang lalu.”
Selain itu, kondisi perjalanan tur yang padat juga menjadi salah satu pemicu ketegangan di antara mereka.
Felly mengungkapkan bahwa dalam satu mobil, mereka bisa berdesak-desakan hingga 12 atau 14 orang.
"Berduabelas atau empat belas, pokoknya sempit gitu. Jadi ada yang mau pisah mobil enggak boleh," ujar Felly.
Sarwendah menambahkan bahwa sering kali barang-barang mereka dilempar sembarangan di dalam mobil, yang tentu menambah kekesalan.
"Muat, tapi kadang udah tahu tempat duduknya di mana, dilempari barang," cerita Sarwendah sambil tersenyum.
Salah satu faktor yang membuat konflik semakin sulit diatasi adalah bayaran yang tidak sebanding dengan usaha yang mereka keluarkan.
Kiki Saputri, sang pembawa acara, menimpali bahwa hal ini mungkin membuat kekesalan mereka tidak bisa disampaikan langsung ke manajemen, sehingga akhirnya melampiaskannya ke sesama anggota.
Felly menambahkan bahwa konflik di antara anggota sering kali dipicu oleh omongan dari pihak luar yang membuat mereka merasa tersudut.
Mungkin awalnya kita enggak kesel ke sesama, tapi mungkin ada omongan dari sini, dari sana, jadinya malah kesel ke sesama member,” jelasnya.
Meski penuh dengan intrik dan konflik kecil, kini Sarwendah, Felly, dan mantan anggota lainnya dapat melihat kembali masa-masa itu dengan senyuman.
Mereka menyadari bahwa semua itu adalah bagian dari perjalanan panjang Cherrybelle sebagai salah satu girl group paling ikonik di Indonesia.
Dengan terbukanya cerita dari Sarwendah dan Felly, penggemar Cherrybelle akhirnya bisa memahami bahwa di balik citra ceria dan kompak di atas panggung, terdapat dinamika yang tidak selalu mulus.
Meski begitu, kenangan manis tetap menjadi bagian dari perjalanan mereka, yang kini telah menjadi sejarah dalam dunia hiburan Indonesia.
(anf)
Load more