LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Presiden Soekarno
Sumber :
  • ANTARA

Presiden Soekarno Tak Ada saat Para Jendral Diculik G30S PKI, Tak Disangka Begini Kesaksian Para Pengawal Pribadinya

Keberadaan Presiden Soekarno pada saat para Jenderal diculik G30S PKI diungkap para pengawal pribadinya.

Minggu, 29 September 2024 - 04:45 WIB

tvOnenews.com - Gerakan 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan sebutan G30S PKI masih menjadi kontroversi.

Bahkan setiap memasuki bulan September, tragedi berdarah ini selalu menjadi pembahasan publik.

Sudah lebih dari setengah abad peristiwa itu terjadi, namun hingga saat ini masih banyak menyisakan pertanyaan. Salah satunya adalah soal keberadaan Presiden Soekarno pada saat G30S PKI.

Lantas, dimana sebenarnya Presiden Seokarno?

Pada 30 September 1965 malam, Presiden Soekarno menghadiri acara Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat dan Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII).

Baca Juga :

Dalam buku "Malam Bencana 1956 dalam Belitan Krisis Nasional, Bagian I Rekonstruksi dalam Perdebatan, Diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia" AB Lapian menulis, acara Munastek itu dimulai sejak pukul 19.00 WIB namun menurut seorang peserta diundur hingga berjam-jam.

Pada saat itu, Presiden Soekarno dilaporkan hanya datang memberi pidato singkat saja.

"Setelah itu dia pergi meninggalkan acara yang baru berlangsung. Mungkin ada yang mengganggu pikiran," tulis AB Lapian, mengutip kesaksian seorang peserta di acara tersebut.

Uniknya, dalam pidatonya malam itu, Seokarno, menakhiri dengan cerita Mahabhrata.

“Sekarang sudah hampir jam sebelas. Saya mau bercerita, sebuah kisah dari Mahabharata. Tentang Kresna yang diperintahkan ke pada Arjuna agar melakukan perang dengan Kurawa."

Adalah tugas seorang prajurit untuk berperang membela negerinya dan mempertahankannya. Memang benar, yang dihadapi adalah saudara sendiri. Tapi mereka ingin menghancurkan kerajaan Pandawa. Laksanakan tugasmu tanpa menghitung untung rugi!” tutup Sukarno.

Selanjutnya, menurut AB Lapian, setelah acara tersebut selesai Presiden Seokarno pergi menjemput Ibu Ratnasari Dewi.

"Acara selesai sekitar pukul 23.00. Sesudah itu Bung Karno pergi ke Istana Negara untuk mengganti pakaian kemudian berangkat menjemput Ibu Ratnasari Dewi yang sedang berada di Nirwana Supper Nightclub." ungkap AB Lapian.

Dalam buku "Malam Bencana Nasional", AB Lapian menulis bahwa pada 1 Oktober 1965 keadaan istana negara diliput kegelisahan.

"Kolonel Bambang Widjanarko, sebelum meninggalkan istana pukul 24.00 semalam, telah menyampaikan kepada Presiden acara untuk pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, yakni waktu minum kopi jam 07.00 Bung Karno akan menerima Waperdam Leimena dan Men/Pangad Jenderal Ahmad Yani." ungkap Lapian. 

Ajudan Presiden Soekarno, Kolonel Bambang, yang saat bertugas pagi hari sebagai inspektur upacara gladi resik peringatan HUT ABRI di lapangan parkir timur Senayan mendapat laporan tentang penembakan dan penculikan terhadap beberapa jenderal.

Kolonel Bambang yang mendapat laporan tersebut langsung menuju ke istana. Di mana sesampainya di sana ia langsung dihujani pertanyaan, "Bagaimana, Bapak ada di mana?".

“Segera saya bertindak menanyakan ke sana kemari. Kawal Pribadi yang berada di Istana saya tanyai apakah ada kontak dengan Pak Mangil, Komandan DKP, yang selalu berada dekat dengan BK." jelas Kolonel Bambang. 

"Mereka menjawab tidak ada kontak, baik radio atau telepon. Segera saya telepon ke rumah Ibu Dewi di Jalan Gatot Subroto, BK tidak ada. Telepon ke Slipi, rumah Ibu Haryati, juga tidak ada. Terus terang pada saat itu dalam hati saya menjadi panik. Di mana BK berada?" lanjutnya.

Sementara AKBP Mangil, Anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden Seokarno, menerima telepon dari Sardi, Polisi tingkat I, yang sedang mengawal Presiden di rumah Ny. Dewi Soekarno.

Sardi menjelaskan bahwa hubungan telepon Istana diputus oleh kantor pusat atas perintah tentara yang sedang menjaga kantor tersebut.

Mangil langsung bergegas dan tiba pukul 05.45 pagi di Wisma Yaso, kediaman Dewi Soekarno dan membicarakan masalah pemutusan telepon dengan para perwira DKP dan Kepala Kendaraan, Mayor Suprapto.

"Kurang lebih pukul 06.30 pagi Presiden keluar kamar untuk pergi ke Istana. Beliau rupanya telah diberitahu tentang adanya penembakan di Jalan Teuku Umar sekitar tempat tinggal Dr. Leimena dan Jenderal Nasution, namun belum diketahui seluk-beluk peristiwanya." tulis Lapian

AKBP Mangil kemudian dipanggil Presiden Soekarno dan dimintai penjelasan, sebaiknya tinggal di sini dulu atau langsung ke Istana.

Mangil memberi saran supaya sebaiknya Soekarno tinggal sementara di Wisma Yaso sembari menunggu laporan anggota DKP yang tengah memeriksa kebenaran berita.

“Bagaimana mungkin, kejadian pukul 04.00, sampai sekarang belum kamu ketahui dengan jelas?” ujar Presiden Soekarno dengan nada marah.

Pada akhirnya Soekarno tetap memutuskan untuk menuju ke istana setelah melakukan diskusi.

Mobil Presiden dikemudikan oleh Mayor Suprapto dengan kecepatan sedang. Di mana di sampinya ada Sudarso yang dilengkapi mini-talkie untuk komunikasi jarak dekat dengan mobil Mangil si belakangnya.

Sedangkan, di depan mobil Presiden ada satu jip DKP yang dilengkapi radio telepon Lorenz jarak jauh.

Ketika melewati jembatan Dukuh Atas, rombongan mendapat laporan bahwa pasukan Angkatan Darat yang berada di sekitar Istana "terasa sangat mencurigakan".

Mangil memerintahkan rombongan untuk berbelok ke Jalan Kebon Sirih. Namun karena terlanjur melewati perempatan Kebon Sirih, rombongan tersebut baru berbelok di Jalan Budi Kemuliaan.

Rombongan mobil bergerak sangat lamban, bahkan terkadang berhenti cukup lama karena lalu lintas ke Merdeka Barat dialihkan ke jalanan tersebut.

Awalnya AKBP Mangil memutuskan membawa Presiden RI ke Kebayoran Baru. Namun masuk kontak dari Kolonel CPM Maulwi Saelan, Wakil Komandan Resimen Cakrabirawa.

Ia meminta rombongan Soekarno untuk dibawa ke rumah Ny, Haryati di Grogol. Pada pukul 07.00 Presiden dan pengawalnya tiba di Grogol.

"Saelan minta agar Presiden sementara menunggu dulu, sambil mencari informasi untuk menentukan langkah-langkah berikutnya." tulis Lapian. 

“Tetapi kita tidak bisa lama di sini”, kata Bung Karno, yang dijawab oleh Saelan bahwa “memang betul, Pak, dan sebagai alternatif kami akan mencari tempat lain.”

Setelah Saelan, Mangil, dan Letnan Suprapto berunding tentang cara menyelamatkan Presiden, mereka memutuskan pindah ke rumah di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru yang telah disiapkan Mangil.

Tapi menjelang pukul 08.30, Letkol Suprapto mendapat kontak dengan Panglima AURI Omar Dhani yang berada di Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Halim.

Presiden Soekarno akhirnya memutuskan pergi ke PAU Halim pada pukul 09.00 atas kehendaknya sendiri.

Soekarno berangkat dari Grogol melalui jembatan Semanggi - Jalan Gatot Subroto - Jakarta By Pass - Cililitan, kemudian masuk ke PAU Halim. Rombongan Presiden Soekarno tiba sekitar setengah jam kemudian.

Perwira yang menemaninya adalah Kol. CPM. Maulwi Saelan, Kombes Pol. Sumirat sebagai ajudan, AKBP Mangil, dan Letkol Suparto. (Buz/tsy)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Penyelamatan Korban Kecelakaan di Tol, Pengelola Tol Medan-Binjai Gelar Simulasi Rescue

Penyelamatan Korban Kecelakaan di Tol, Pengelola Tol Medan-Binjai Gelar Simulasi Rescue

General Manager Teknik Operasi dan Pemiliharaan PT. Medan Binjai Toll, Peri Joni mengatakan bahwa pelatihan penyelamatan penting dilakukan untuk meningkatkan kompetensi petugas dalam meningkatkan angka keselamatan.
Nikita Mirzani Bikin Gebrakan Baru Lagi, Tampil Mesra Bareng Pembalap Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika 2024

Nikita Mirzani Bikin Gebrakan Baru Lagi, Tampil Mesra Bareng Pembalap Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika 2024

Publik figur ternama Indonesia Nikita Mirzani kedapatan tampil mesra bareng Fabio Quartararo di MotoGP Mandalika 2024 di tengah kisruhnya dengan Vadel Badjideh.
Nikita Mirzani Rela Lakukan ini untuk Anak-anaknya, Kekayaan dan Tarif Endorse Bikin Melongo, Capai Angka Segini...

Nikita Mirzani Rela Lakukan ini untuk Anak-anaknya, Kekayaan dan Tarif Endorse Bikin Melongo, Capai Angka Segini...

Nikita Mirzani dikenal penuh kontroversi namun sangat menyayangi anak-anaknya, intip sumber harta kekayaan dan tarif endorsenya yang fantastis. Seperti apa?
Sudah Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Mengaku Punya Kebiasaan Ini Setiap Malam, Katanya...

Sudah Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Mengaku Punya Kebiasaan Ini Setiap Malam, Katanya...

Pengakuan Sarwendah soal kebiasaannya setiap malam setelah tak lagi serumah dengan Ruben Onsu, apa itu? Simak artikel lengkapnya berikut ini.
Jelang Konser di 3 Kota Indonesia, DAY6 Sapa Fans: My Day Sampai Ketemu

Jelang Konser di 3 Kota Indonesia, DAY6 Sapa Fans: My Day Sampai Ketemu

Jelang konser di 3 kota Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Bali, DAY6 mentapa fansnya dalam video yang dibagikan Mecimapro.
Raditya Adi, Musisi Berbakat asal Lampung yang Bertekad Rambah Industri Musik Nasional

Raditya Adi, Musisi Berbakat asal Lampung yang Bertekad Rambah Industri Musik Nasional

Industri musik Indonesia terus melahirkan talenta-talenta baru dari berbagai daerah. Salah satu nama yang mulai mencuri perhatian adalah Raditya Adi.
Trending
Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Akhirnya Berani Jujur Simpan Rahasia Besar Soal…

Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Akhirnya Berani Jujur Simpan Rahasia Besar Soal…

Tak disangka ternyata selama ini Sarwendah menyimpan rahasia besar sebelum resmi cerai dengan Ruben Onsu. Apakah itu? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Sarwendah Ungkap Betrand Peto Minta Satu Permintaan Khusus Ini: Aku Kira Bercanda, Ternyata Setiap Hari Dia Minta…

Sarwendah Ungkap Betrand Peto Minta Satu Permintaan Khusus Ini: Aku Kira Bercanda, Ternyata Setiap Hari Dia Minta…

Sarwendah ungkap kebiasaan Betrand Peto yang punya permintaan khusus. Bahkan mantan istri Ruben Onsu itu bilang kalau Onyo sehari bisa minta 2-3 kali untuk bisa
Omongan Jujur Pelatih Asal Malaysia, Timnas Indonesia U20 Mirip Negara Arab, Sebut Skuad Indra Sjafri Itu...

Omongan Jujur Pelatih Asal Malaysia, Timnas Indonesia U20 Mirip Negara Arab, Sebut Skuad Indra Sjafri Itu...

Pelatih asal Malaysia bicara jujur soal Timnas Indonesia U20 yang disebut mirip negara Arab. Skuad Indra Sjafri kini tanding di Kualifikasi Piala Asia U20 2025.
Pemain Bola Mualaf Ragnar Oratmangoen Beberkan 2 Nama Pemain Timnas yang Paling Disiplin dan Tercepat, Apa Pratama Arhan?

Pemain Bola Mualaf Ragnar Oratmangoen Beberkan 2 Nama Pemain Timnas yang Paling Disiplin dan Tercepat, Apa Pratama Arhan?

Hal menarik buat kaget, Ragnar Oratmangoen mengungkapkan yang jarang diketahui. Ternyata ada 2 nama pemain Timnas Indonesia ia nilai disiplin dan lari cepat...
Media Korea sampai Tak Percaya, Shin Tae-yong Mau Lakukan Hal ini untuk Timnas Indonesia: Bisa-bisanya Dia....

Media Korea sampai Tak Percaya, Shin Tae-yong Mau Lakukan Hal ini untuk Timnas Indonesia: Bisa-bisanya Dia....

Shin Tae-yong buat tak percaya media Korea Selatan karena sampai rela lakukan hal ini untuk Timnas Indonesia, bisa-bisanya...
Media Korea Selatan 'Nyinyiri' Megawati Hangestri Jelang KOVO Cup 2024, Tiba-tiba Katanya Megatron...

Media Korea Selatan 'Nyinyiri' Megawati Hangestri Jelang KOVO Cup 2024, Tiba-tiba Katanya Megatron...

Media Korea Selatan kembali menyoroti kehadiran Megawati Hangestri di skuad Jung Kwan Jang Red Sparks jelang bergulirnya turnamen bergengsi KOVO Cup 2024.
Timnas Indonesia Terima Kabar Buruk Jelang Hadapi Bahrain, Shin Tae-yong Harus Putar Otak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia Terima Kabar Buruk Jelang Hadapi Bahrain, Shin Tae-yong Harus Putar Otak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia diterpa kabar buruk jelang hadapi Bahrain usai Shayne Pattynama alami cedera dan memaksa Shin Tae-yong harus memutar otak untuk mencari solusi.
Selengkapnya