Kakek Prabowo, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), lembaga yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Namun, masa kecil Prabowo tidaklah mudah. Pada tahun 1958, keluarga Prabowo terpaksa meninggalkan Indonesia dan pindah ke Singapura.
Hal itu merupakan dampak dari keterlibatan Soemitro dalam pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) yang menentang pemerintahan Soekarno.
Di Singapura, Prabowo melanjutkan pendidikannya di British Elementary School. Namun, ketegangan politik membuat keluarganya harus berpindah lagi, kali ini ke Hongkong, di mana Prabowo bersekolah di Glenealy Junior School.
Pendidikan Prabowo berlanjut ke luar negeri hingga dia kembali ke Indonesia untuk menempuh pendidikan militer di Akademi Militer Magelang.
Lulus pada tahun 1974, Prabowo memulai karier militernya dan tak butuh waktu lama bagi dia untuk mendapatkan berbagai penugasan strategis.
Pada 1976, ia diangkat sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan terlibat dalam operasi militer di Timor Timur.
Prabowo Subianto kemudian memiliki julukan 08 sejak bertugas di satuan Kopassus.
Pemberian kode angka '08' tepatnya saat Prabowo berada dalam Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor-81) Kopassus yang dibentuk pada 1981 silam.
Karier Militer dan Kontroversi
Load more