Ia menjelaskan bahwa perilaku tersebut merupakan bagian dari tradisi dan kebiasaan yang sudah melekat pada Betrand Peto.
Terutama karena di daerah asalnya, bahasa cinta atau love language lebih sering diekspresikan dengan sentuhan fisik.
“Di tempat asalnya Onyo, budayanya memang seperti itu. Di tempat Onyo love language-nya seperti itu. Ke tetangga saja kalau ketemu pelukan, cipika-cipiki,” jelas Sarwendah.
Menurutnya, bentuk-bentuk kasih sayang seperti pelukan atau cium pipi merupakan hal yang wajar dan menjadi bagian dari budaya di tempat asal Betrand.
Sarwendah juga menegaskan bahwa kedekatan ini tidak dibuat-buat, melainkan sebuah kebiasaan yang diadopsi sejak lama dalam kehidupan Onyo.
Namun, Sarwendah mengakui bahwa ia memahami keprihatinan yang muncul dan berusaha untuk menjaga sikap demi kenyamanan publik. (adk)
Load more