tvOnenews.com - Perceraian selalu menjadi topik yang rumit dalam pernikahan, terutama dalam perspektif Kristen.
Banyak yang bertanya, apakah boleh menikah lagi setelah bercerai?
Pastor Raditya Oloan dalam kanal YouTube Jawaban menjelaskan pandangan Alkitab tentang perceraian dan pernikahan kembali.
Pernikahan dalam iman Kristen adalah lembaga suci yang diinisiasi langsung oleh Tuhan.
Dalam Kitab Kejadian 2:18, Tuhan berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Ayat ini mencerminkan keinginan Tuhan agar manusia memiliki pasangan hidup yang setia dan saling melengkapi.
Namun, seiring waktu, praktek perceraian tetap terjadi, dan beberapa orang yang bercerai memilih untuk menikah kembali.
Pastor Raditya menyoroti Matius 19 ketika Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi tentang perceraian.
Mereka bertanya kepada Yesus, “Apakah diperbolehkan menceraikan istri dengan alasan apa saja?”
Yesus menjawab bahwa sejak semula Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk bersatu dan tidak bercerai.
Namun, Musa kemudian mengizinkan perceraian karena “ketegaran hati” manusia, tetapi ini bukanlah kehendak Tuhan sejak awal.
Dalam ajaran Yesus, hukum tertinggi yang dipegang adalah hukum kasih.
Menurut Pastor Raditya, jika pasangan menikah mengikuti hukum kasih ini, pernikahan mereka dapat mengalami "dampak yang luar biasa."
Hukum kasih mengajarkan untuk percaya, mengampuni, dan mencintai tanpa syarat, yang bisa menjadi landasan kuat untuk menghadapi berbagai ujian dalam pernikahan.
Dalam pandangannya, jika seseorang memilih untuk bercerai, mereka juga harus siap untuk hidup sendiri.
Perceraian, menurutnya, sebaiknya tidak menjadi alasan untuk terus mencari pasangan baru, karena ini bisa mengganggu komitmen pernikahan yang dianggap kudus di hadapan Tuhan.
Pastor Raditya mengisahkan beberapa kasus yang ia temui, di mana pasangan menikah hanya karena tekanan sosial atau hamil di luar nikah, bukan karena cinta yang tulus.
Dalam kasus seperti itu, ia mempertanyakan apakah pernikahan tersebut sungguh diberkati Tuhan.
Bahkan, pernah ada kasus di mana seorang perempuan yang ia nikahkan ternyata masih terikat pernikahan dengan orang lain.
Menyadari hal ini, ia pun membatalkan pernikahan tersebut, menegaskan bahwa pernikahan yang dilakukan di luar kehendak Tuhan tidak memiliki berkat dari-Nya.
Bagi Pastor Raditya, hidup dalam hukum kasih dapat membantu pasangan menghadapi berbagai kesulitan.
Jika dasar pernikahan adalah kasih sejati dan ketulusan, pasangan tersebut akan mampu mengatasi tantangan tanpa harus memilih jalan perceraian.
Kasih memungkinkan pasangan untuk saling memaafkan, memahami, dan menerima kekurangan masing-masing, sehingga pernikahan bisa bertahan lebih lama dan penuh berkat.
Pandangan Kristen tentang perceraian menekankan bahwa pernikahan adalah komitmen sakral yang sebaiknya dijaga seumur hidup.
Dalam ajaran Yesus, pernikahan idealnya didasari pada hukum kasih yang mengajarkan pengampunan dan pengertian yang lebih tinggi.
Pastor Raditya Oloan menyarankan agar pasangan Kristen selalu berusaha menjaga keutuhan pernikahan dengan menerapkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
(anf)
Load more