"Lalu kerangka dibentuk dengan cetakan dari kayu gelondongan. Cetakan ini menentukan model dan ukuran kepek yang akan dibuat," ujarnya.
Setelah kerangka terbentuk, lalu dianyam. Bahan anyaman ini adalah rotan tipis, dan kini ada yang dari serat plastik fiber. Bahan sintetis ini lebih mudah didapat di toko dan memiliki banyak pilihan warna.
"Penggunaan bahan sintetis ini, untuk memenuhi permintaan pasar agar kepek lebih kuat dan awet," ujar Sariman lagi.
Dalam sehari, satu keluarga perajin bisa membuat dua hingga tiga kepek, tergantung ukurannya. Satu kepek dijual seharga Rp 45 ribu, untuk berbahan rotan dan Rp 60 sampai 100 ribu, untuk berbahan plastik dan fiber.
Load more