"Pokoknya itu adik kandungmu, kamu nggak boleh kayak gitu, disitu akhirnya aku bisa menerima," pungkasnya.
Kini, Al Ghazali mengakui bahwa ia telah berhasil melewati proses emosional tersebut dan menerima kenyataan bahwa Safeea adalah bagian dari keluarganya.
Pandangannya yang lebih terbuka menunjukkan betapa pentingnya peran komunikasi dan dukungan keluarga dalam mengatasi masalah emosional yang timbul dalam sebuah perceraian.
Kisah ini menjadi pengingat tentang betapa beratnya perubahan dalam keluarga, tetapi juga tentang kekuatan dari proses penerimaan dan pemahaman yang dibimbing oleh kasih sayang keluarga. (tsy)
Load more