tvOnenews.com - Nama Cristian Gonzales telah menjadi ikon dalam sepak bola Indonesia.
Sosoknya dikenal sebagai salah satu striker terbaik yang pernah bermain di liga domestik.
Namun, di balik kesuksesannya, ada kisah spiritual yang mendalam dan penuh inspirasi.
Keputusan Gonzales untuk memeluk agama Islam pada tahun 2003 tak hanya menjadi perjalanan spiritual pribadi, tetapi juga membawa berbagai cobaan yang luar biasa dalam hidupnya.
Keputusan Cristian Gonzales menjadi mualaf tak lepas dari peran sang istri, Eva Nurida Siregar.
Mereka menikah pada tahun 1995 saat Gonzales masih memeluk agama Kristen.
Eva, seorang Muslim, tak pernah memaksakan keyakinannya, tetapi keteladanannya dalam menjalankan agama membuat Gonzales perlahan tertarik.
Salah satu momen yang membuka hatinya terhadap Islam adalah ketika ia bermain untuk PSM Makassar.
Tinggal di dekat masjid, Gonzales sering mendengar suara adzan.
“Awalnya dia pikir itu orang bernyanyi. Dia mulai tanya-tanya tentang adzan dan apa artinya," cerita Eva.
Menurut Eva, sang suami merasa Islam sangat suci karena adanya ritual persiapan seperti wudhu sebelum beribadah.
“Dia bilang, di gereja biasanya pakai baju biasa, tapi di Islam ada persiapan khusus yang membuatnya kagum,” kenang Eva.
Setelah melalui proses panjang, Gonzales akhirnya mengucapkan dua kali syahadat.
Pertama di Masjid Al Akbar Surabaya, dibimbing oleh Ustaz Mustafa, dan kedua di Kediri, di mana ia juga mendapat sertifikat sebagai mualaf.
Nama Islamnya adalah Mustafa Habibie yang hingga kini digunakan oleh beberapa orang dekatnya.
Namun, keputusan besar Gonzales untuk berpindah keyakinan ternyata membawa ujian berat dalam hidupnya.
Menurut Eva, cobaan datang bertubi-tubi. Gonzales pernah dikenai sanksi berat hingga diskors dan tak digaji selama lima bulan.
Ia juga tidak bisa kembali ke Uruguay selama lima tahun meski keluarganya, termasuk sang ayah meninggal dunia.
“Saat itu, adiknya di Uruguay sedang koma, tapi Gonzales tidak bisa pulang karena proses menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sedang berjalan,” cerita Eva.
Di tengah kesulitan tersebut, Gonzales juga harus mendukung keluarganya yang sedang terpuruk.
Saat itu, Eva tengah hamil dan pasangan ini kesulitan membiayai kebutuhan sehari-hari, apalagi biaya persalinan.
"Saya bahkan harus tetap mengajar kelas salsa demi menyambung hidup. Mau ke dokter pun susah, tapi Gonzales selalu bilang ini adalah ujian dari Allah SWT," tambah Eva.
Kesabaran dan keikhlasan Gonzales dalam menghadapi berbagai cobaan akhirnya membuahkan hasil.
Kariernya perlahan bangkit, dan ia mencatatkan sejarah sebagai salah satu pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia.
Gol-golnya, terutama saat membawa Persik Kediri juara Liga Indonesia pada 2006, menjadi bukti kemampuannya yang luar biasa.
Selama 18 musim bermain, Gonzales mencetak 249 gol, sebuah pencapaian yang membuatnya menjadi legenda.
Bahkan, ia sempat menjadi pemain termahal di Indonesia dengan nilai Rp869 juta pada tahun 2021, meski kemudian bayaran tersebut menurun pada tahun 2023.
Gonzales mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi mualaf didasari pada rasa kedamaian yang ia temukan dalam Islam.
Terlebih saat melihat istrinya salat dan mendengar adzan.
Cristian Gonzales merasa ada sesuatu yang berbeda dan sangat menenangkan dalam agama Islam.
Baginya, Islam bukan hanya soal ritual, tetapi juga tentang makna hidup dan hubungan dengan Tuhan.
Hal ini terbukti dari kesabarannya menghadapi ujian demi ujian dengan tetap teguh menjalankan keyakinannya.
Kini, Gonzales terus menjadi teladan, tidak hanya sebagai pemain sepak bola, tetapi juga sebagai pribadi yang taat dan penuh semangat menjalani kehidupan. (adk)
Load more