tvOnenews.com - Gus Miftah, seorang pendakwah terkenal sekaligus utusan khusus presiden dalam Bidang Kerukunan Beragama tengah menjadi sorotan publik.
Hal ini bermula saat video yang menunjukkan interaksinya dengan seorang penjual es teh viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gus Miftah dinilai bersikap kurang pantas terhadap pedagang kecil yang berada di lokasi pengajian.
Dalam video yang beredar di media sosial, Gus Miftah tengah mengisi sebuah pengajian di Magelang.
Di antara kerumunan jemaah, seorang penjual es teh terlihat berjalan membawa dagangannya.
Melihat hal tersebut, Gus Miftah memanggil pedagang itu dan bertanya tentang jumlah dagangannya yang masih tersisa.
"Es teh mu sih ekeh (masih banyak) nggak?" tanya Gus Miftah.
Namun, alih-alih membeli atau memborong dagangan, Gus Miftah justru meledek sang pedagang dengan nada yang dianggap merendahkan.
"Ya sana jual," ujarnya sambil tertawa.
Tak berhenti di situ, ia menambahkan bahwa jika dagangan sang penjual tidak laku, itu merupakan takdirnya.
"Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah takdir," tambahnya.
Sikap Gus Miftah tersebut langsung menuai kecaman dari netizen.
Komentar pedas pun membanjiri unggahan video tersebut.
Beberapa netizen menyebut tindakan Gus Miftah sebagai bentuk pelecehan terhadap pedagang kecil.
Hal ini kemudian semakin ramai diperbincangkan ketika perbandingan dibuat dengan tindakan seorang sinden bernama Niken Salindry.
Dalam sebuah video yang juga viral, Sinden Niken Salindry menunjukkan sikap yang sangat berbeda terhadap pedagang es teh.
Ketika tampil di sebuah panggung, Niken memanggil seorang pedagang es teh yang berada di kerumunan penonton.
Ia bertanya berapa total harga minuman yang dijual pedagang tersebut.
Setelah mengetahui bahwa harga semua minuman adalah Rp100 ribu, Niken tanpa ragu langsung membayar seluruh dagangan itu.
Tidak hanya itu, Niken bahkan mempersilakan penonton untuk mengambil minuman tersebut secara gratis.
"Semuanya boleh ambil itu ya," ucap Niken dari atas panggung.
Penonton pun segera mengambil minuman, sementara Niken memberikan uang kepada penonton untuk diberikan kepada pedagang tersebut.
Sikap mulia Niken ini menuai pujian dari banyak orang.
Adab dan tindakan Niken Salindry yang memanusiakan manusia sangat kontras dengan sikap yang diperlihatkan oleh Gus Miftah.
Hal ini memicu diskusi di media sosial mengenai pentingnya adab dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi tokoh publik.
“Kalau kata yang ngerti agama, mbaknya ini mungkin dianggap pendosa, padahal mungkin mbak yang kayak gini yang masuk surga,” komentar seorang netizen di platform X.
“Niken Salindry ini lebih paham memanusiakan manusia dibanding yang katanya ahli agama itu,” tulis netizen lainnya.
Beberapa komentar lain bahkan menyoroti bagaimana manusia seharusnya dinilai dari adab sebelum ilmu.
“Memang harusnya manusia dipandang dari adab dulu, karena adab di atas ilmu,” tulis seorang pengguna.
Insiden ini menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin kritis terhadap perilaku tokoh publik.
Sikap Niken Salindry yang sederhana namun penuh makna mengajarkan bahwa kebaikan hati tidak memerlukan panggung besar atau gelar mewah.
Sementara itu, bagi Gus Miftah, insiden ini dapat menjadi pengingat bahwa posisi sebagai tokoh agama dan utusan negara memerlukan tanggung jawab moral yang tinggi dalam setiap ucapan dan tindakannya. (adk)
Load more