tvOnenews.com - Kasus penghinaan yang melibatkan Gus Miftah terhadap seorang pedagang es teh belakangan ini menjadi sorotan luas di media sosial dan masyarakat.
Dalam sebuah acara di salah satu pondok pesantren di Magelang, Jawa Tengah, Gus Miftah menggunakan kata-kata kasar dengan menyebut penjual es teh sebagai "goblok" saat diminta untuk memborong dagangannya.
Peristiwa ini terekam dalam video yang kemudian viral, memicu kemarahan publik.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria berjas hitam dan berkacamata yang tertawa terbahak-bahak saat penghinaan tersebut dilontarkan.
Pria itu belakangan diketahui adalah Kyai Haji Usman Ali Masyukri, pengasuh Pondok Pesantren API Al Huda di Magelang.
Profil Usman Ali, Pria yang Tertawa saat Gus Miftah Cela Penjual Es Teh
Kehadirannya dalam video itu juga menuai kritik publik karena dianggap mendukung perilaku tidak pantas dari seorang tokoh agama.
Usman Ali, yang dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah Magelang, memiliki reputasi panjang sebagai seorang pendidik dan pemimpin agama.
Ia lahir pada 5 Juli 1975 di Magelang dan menghabiskan lebih dari satu dekade menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren API Tegalrejo.
Setelah itu, ia mendirikan Pondok Pesantren API Al Huda, yang kini menjadi salah satu pusat pendidikan agama berpengaruh di daerah tersebut.
Tradisi keagamaan seperti mujahadah dan pengajian rutin menjadi ciri khas pondok pesantren yang diasuhnya.
Namun, sikapnya dalam video yang viral ini memicu gelombang kekecewaan. Banyak warganet mempertanyakan mengapa seorang tokoh agama yang dihormati bisa bersikap demikian.
Salah satu komentar pedas datang dari akun X @tmounttmount, yang menulis, “Orang yang ngerti agama mulutnya terjaga, tidak melukai perasaan orang lain, apalagi menggoblokkan orang di muka umum.”
Sementara netizen yang lain seakan tak percaya bahwa Usman Ali adalah sosok pemuka agama.
"Serius pemuka agama begini?" tulis @wementions.
"Oh ini orangnya yang ketawa melihat orang lagi direndahkan oleh seorang pendakwah yang tidak punya akhlak," ujar @chef_ikitara.
Kontroversi ini tidak hanya menyoroti perilaku Gus Miftah, tetapi juga membuka diskusi tentang pentingnya menjaga akhlak dan rasa hormat, terutama bagi mereka yang memiliki posisi sebagai pemimpin agama.
Kasus ini mengingatkan kita akan nilai-nilai dasar dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu menghormati orang lain tanpa memandang status atau profesi mereka.
Dalam konteks ini, profesi sebagai pedagang es teh bukanlah sesuatu yang patut direndahkan.
Mereka adalah bagian penting dari perekonomian lokal, yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menghormati pekerjaan mereka seharusnya menjadi bagian dari ajaran agama yang menekankan kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama manusia.
Meski Gus Miftah sudah memberikan klarifikasi, namun hingga saat ini, Usman Ali belum memberikan pernyataan resmi atas insiden tersebut.
Publik terus menunggu tanggapan dari kedua tokoh ini untuk memberikan penjelasan dan, diharapkan, permintaan maaf yang tulus.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama tokoh masyarakat, untuk berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, agar tidak melukai perasaan orang lain. (udn)
Load more