Pada saat itu, dia menjabat tangan mereka meskipun bukan muhrim.
Hal itu ia lakukan karena para PSK tersebut enggan melanjutkan kegiatan mengaji jika Gus Miftah menolak untuk bersalaman, karena mereka menganggapnya sok suci.
"Saya pernah ngaji, terus salaman sama mbak-mbak PSK. 'Bukan muhrim kok salaman' Bapak ibu tahu alasannya apa? Dulu saya memutuskan tidak salaman, dianya tidak mau ngaji. 'Nggak usah ngaji, dianya sok suci'," cerita Gus Miftah.
"Kalau dalam bahasa ushul fiqih itu ada bahasa ngambil darurat yang lebih ringan. Saya mendingan menerima salaman mereka, tapi mereka mau ngaji, dari pada mereka tidak salaman, mereka tidak mau ngaji," sambungnya.
Gus Miftah menerangkan, bahasa-bahasa kurang enak itu dipakainya karena terbiasa bertemu dengan golongan marginal tersebut.
Load more