"Bahasa-bahasa saya itu terbiasa kalau ketemu mereka," ujarnya.
Kendati demikian, Gus Miftah mengatakan bahwa kesehariannya bersama sang istri dirinya menggunakan bahasa Jawa krama atau bahasa yang lebih sopan.
"Kalau kalian tahu keseharian saya, saya sama istri saya boso. Saya aja sama santri boso," kata Gus Miftah.
"Karena biasanya kegagalan dakwah itu karena adanya jarak antara kyai dengan jamaah," pungkasnya.
(gwn)
Load more