tvOnenews.com - Belakangan, nama Gus Miftah menjadi sorotan setelah sebuah video ceramahnya yang dinilai menghina seniman Yati Pesek viral di media sosial.
Dalam video tersebut, pendakwah bernama asli Miftah Maulana dianggap melontarkan candaan yang tidak pantas, menyamakan Yati Pesek dengan PSK.
Hal ini memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun, Sujiwo Tejo, seniman senior yang juga seorang dalang, memberikan pandangannya terkait isu ini.
Menurut Sujiwo Tejo, candaan yang dilontarkan oleh Miftah Maulana sebenarnya bukanlah hal baru dalam tradisi budaya Jawa, khususnya dalam pertunjukan wayang.
Dalam wawancaranya yang dilansir dari Official iNews, Sujiwo Tejo menjelaskan bahwa olok-olokan seperti itu sering kali terjadi dalam dunia pewayangan, terutama dari para dalang atau sinden di atas panggung.
“Soal (Gus Miftah) ngatain sinden, itu di wayang sudah biasa,” ujar Sujiwo Tejo.
Sebaliknya, ia percaya bahwa Yati Pesek seharusnya sudah terbiasa dengan komentar-komentar seperti itu.
Lebih jauh lagi, Sujiwo Tejo mengungkapkan bahwa nama panggung "Yati Pesek" sendiri sudah merupakan bentuk penghinaan, tetapi itu dipilih oleh sang seniman.
Menurutnya, jika Yati Pesek benar-benar tidak ingin dihina, ia seharusnya memilih nama panggung yang lebih netral atau bahkan menggunakan nama aslinya.
“Kalau benar Yati Pesek nggak mau dihina, dia menamakan dirinya Yati Pesek sudah menghina,” kata Sujiwo Tejo.
Ia menambahkan bahwa penggunaan kata "Pesek" dalam nama panggungnya jelas merujuk pada ciri fisik tertentu yang sering kali menjadi bahan candaan.
Sujiwo mempertanyakan mengapa tidak memilih nama seperti "Suyati" saja, yang merupakan nama asli dari Yati Pesek.
“Kenapa nggak dia namakan dirinya Suyati saja? Dia sudah menamakan dirinya Yati Pesek. Itu kan sama saja hinaan fisik,” lanjutnya.
Selain itu, Sujiwo Tejo juga menyinggung bahwa candaan seperti yang dilakukan Gus Miftah sebenarnya bukanlah sesuatu yang langka.
Banyak orang lain, baik di dunia hiburan maupun masyarakat umum, sering melontarkan candaan serupa.
Bedanya, menurut Sujiwo, mereka tidak mengalami nasib “apes” seperti Gus Miftah yang kini menjadi sorotan publik.
“Banyak yang melakukan sama seperti dia (Gus Miftah). Ini apes, kayak korupsi terus ketangkep,” ujar Sujiwo Tejo, memberikan analogi.
Pernyataannya ini seolah ingin menegaskan bahwa apa yang dilakukan Gus Miftah bukanlah sesuatu yang luar biasa, hanya saja kebetulan momen tersebut menjadi viral.
Tidak hanya soal Yati Pesek, Sujiwo Tejo juga angkat bicara terkait insiden lain di mana Gus Miftah dianggap menghina seorang penjual es teh bernama Sunhaji dalam acara pengajian.
Menurut Sujiwo Tejo, komentar tersebut sebenarnya tidak berniat untuk menghina.
Ia memahami bahwa kehadiran penjual di momen yang kurang tepat memang bisa dianggap mengganggu jalannya acara, terutama jika disampaikan saat doa atau pengajian berlangsung.
“Sekarang saya ngomong soal kemiskinan. Saya bukannya mau membela Gus Miftah. Saya sering ikut ceramah dampingi Gus Mus, kadang-kadang ceramah sendiri, itu memang tukang teh kadang-kadang ganggu,” ujar Sujiwo Tejo.
Ia melanjutkan, “Please, ayo dong kita lagi berdoa, ini baru mau doa, tiba-tiba ada yang teriak ‘es, es, es’. Di pengajian.”
Sujiwo Tejo menilai bahwa isu-isu yang melibatkan Gus Miftah ini tidak seharusnya dibesar-besarkan. (adk)
Load more