Ia menambahkan bahwa sebagai seorang pendakwah, Gus Miftah seharusnya lebih bijaksana dalam memilih kata-kata.
“Sebagai panutan, alangkah baiknya jika sebelum berbicara, semua kata-kata itu difilter terlebih dahulu. Introspeksi diri sangat penting di sini,” tambahnya.
Meski menghadapi kritik, Gus Miftah masih memiliki peluang untuk memperbaiki citra dirinya.
Menurut Jeng Nimas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui kesalahan dan menunjukkan upaya nyata untuk berubah.
Kasus Gus Miftah menjadi pelajaran penting tentang bagaimana dampak dari ucapan seseorang dapat memengaruhi karier dan citra publiknya.
Sebagai seorang tokoh yang sering menjadi sorotan, Gus Miftah harus lebih bijak dalam berbicara dan menyadari tanggung jawabnya sebagai panutan.
Dengan introspeksi dan perubahan, ia masih memiliki peluang untuk mengembalikan reputasinya dan melanjutkan perjalanan dakwahnya. (adk)
Load more