tvOnenews.com - Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang penjual es teh bernama Sunhaji menjadi sasaran olok-olok Gus Miftah dari atas panggung.
Peristiwa ini semakin menarik perhatian karena melibatkan Gus Miftah, seorang pendakwah kondang asal Jawa Tengah, dan sejumlah tokoh agama lainnya.
Dalam video tersebut, Gus Miftah melontarkan kata-kata yang dianggap tidak pantas kepada Sunhaji, yang tengah berjualan es teh di lokasi acara.
Hal ini memicu reaksi emosional dari Sunhaji, yang tampak gemetar dan tak mampu memberikan respons.
Tak hanya Gus Miftah, tokoh agama yang duduk di sebelahnya, termasuk Kyai Usman Ali, terlihat tertawa terbahak-bahak mendengar ledekan tersebut.
Rekaman itu viral di media sosial, memunculkan gelombang kritik terhadap para tokoh yang terlibat.
Banyak netizen mempertanyakan sikap dan empati yang seharusnya dimiliki oleh pemuka agama dalam menghadapi masyarakat kecil seperti Sunhaji.
Kyai Usman Ali dan Doa Kontroversialnya
Sosok Kyai Usman Ali juga menuai sorotan tajam. Selain tawa yang dianggap tidak pantas dalam kasus Sunhaji, Kyai asal Magelang ini sebelumnya juga sempat menjadi perbincangan karena cara uniknya memimpin doa di hadapan jamaah.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @nuadikartochannel, ia terlihat mengajak jamaah untuk berdoa sambil bertepuk tangan dan melafalkan doa menggunakan bahasa Jawa dengan nada yang dinilai tidak lazim.
Banyak netizen mengomentari video tersebut dengan nada kritis.
Akun @ha@cuacamendung-k4t menulis, “Tidak cocok bergelar Kyai, apalagi menjadi pimpinan pondok pesantren.”
Akun lain, @deadea7016, mempertanyakan, “Sejak kapan doa dalam Islam dilakukan sambil tepuk tangan seperti itu?”
Beberapa komentar juga menyebut bahwa tindakan tersebut mencoreng nilai kepemimpinan seorang kyai.
Akun @fachruddinmustafa3923 menyoroti, “Sebagai panutan, seharusnya beliau menjaga martabatnya.”
Kritik Netizen dan Refleksi Sosial
Kasus ini menimbulkan diskusi hangat mengenai tanggung jawab moral seorang pemuka agama.
Netizen menganggap tindakan Gus Miftah dan Kyai Usman Ali mencerminkan kurangnya sensitivitas terhadap masyarakat kecil seperti Sunhaji, yang berjuang keras mencari nafkah.
Sementara itu, beberapa pihak mendesak para tokoh agama untuk meminta maaf kepada Sunhaji dan menjadikan momen ini sebagai pembelajaran.
Olok-olok yang tidak pantas, terlebih di ruang publik, dikhawatirkan bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap tokoh agama sebagai panutan.
Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya menghormati orang lain, tanpa memandang status sosial.
Setiap individu, termasuk pedagang kecil seperti Sunhaji, layak mendapatkan perlakuan yang manusiawi dan bermartabat. (udn)
Load more