Daur hidup ular dimulai dari tahap telur dan berulang kembali saat ular muda tumbuh dewasa dan berkembang biak. Sebagian besar spesies ular biasanya berkembang biak secara ovipar atau bertelur. Namun ada juga beberapa spesies yang langsung melahirkan anak ular tanpa melewati tahap bertelur.
Ular lazim ditemukan di seluruh belahan dunia kecuali di Antartika. Hingga saat ini paling tidak ada 2.900 spesies ular yang telah berhasil diidentifikasi oleh ahli biologi atau zoologi.
Makhluk tak berkaki ini disebut merupakan hasil evolusi dari kadal penggali atau kadal air. Namun berbeda dengan kadal tak berkaki lainnya, ular tak memiliki organ-organ seperti kelopak mata yang dapat digerakkan maupun kuping eksternal.
Ciri utama dari ular adalah bentuk kepalanya yang khas, bersisik, serta memiliki rahang bawah yang fleksibel yang memungkinan hewan ini menelan mangsanya.
Mirip dengan reptil lainnya, pembeda alat kelamin secara fisik pada ular hampir tidak ada. Sangat sulit untuk membedakan ular jantan dari betina berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Tergantung pada kondisi iklim, musim kawin ular juga bervariasi. Di daerah yang lebih dingin, musim semi adalah musim kawin. Sedangkan, ular dapat kawin di musim apa pun di wilayah beriklim tropis.
Ular betina mengeluarkan feromon dan meninggalkan jejak feromon tersebut saat mereka bergerak,untuk menarik perhatian pejantan. Ular jantan yang telah mengidentifikasi jejak feromon itu lalu mengikuti betina untuk melakukan proses pembuahan. Terkadang ular jantan terlibat dalam perkelahian sengit untuk mendapatkan ular betina.
Selama proses pembuahan, ular jantan mengangkat ekor betina dengan bantuan ekornya sendiri. Ular jantan kemudian menyimpan sperma ke tubuh betina dengan memasukkan salah satu dari dua hemipennya (kantung kecil di bagian bawah ekor) ke dalam kloaka ular betina.
Pada beberapa spesies ular, terdapat duri halus pada hemipen untuk menahan betina selama kopulasi. Perkawinan dapat berlangsung selama beberapa menit namun ada pula yang memakan proses hingga beberapa jam. Seekor ular betina dapat kawin dengan jantan yang sama atau berbeda beberapa kali selama musim kawin.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ular menghasilkan anaknya dengan cara ovipar Namun ada pula yang beranak (vivipar), dan ovovivipar. Jenis pertama tentu merujuk pada ular yang bertelur, jenis kedua adalah melahirkan, dan ovovivipar adalah cara campuran. Pada ular-ular ovovivipar, telur yang telah dibuahi namun kemudian menetas di tubuh induknya dan keluar sebagai ular muda.
Karena sebagian besar ular bertelur, berikut adalah penjelasan dari ular yang berkembang biak dengan cara bertelur, dimana biasanya melewati tiga tahap daur hidup yakni telur, ular muda, dan ular dewasa.
Tahap telur
Setelah kawin, ular betina menyimpan sperma di saluran telur (oviduct) selama sekitar 1 – 2 bulan. Betina kemudian menghasilkan telur besar yang setelah dilepaskan dari ovarium, baru setelah itu dibuahi oleh sperma dari saluran telur.
Induk ular kemudian meletakkan telur yang dibuahi (biasanya jumlahnya berkisar antara 10 – 15 telur tergantung dari spesiesnya) di lubang dangkal atau di bawah batu. Ular melakukan ini untuk menyembunyikan calon keturunannya dari predator lain.
Lapisan luar telur ular tidak keras, melainkan menyerupai kulit yang lembut. Ular betina menjaga dan merawat telur sampai menetas menjadi anak-anak atau ular muda.
Tahap ular muda
Beberapa spesies ular menghangatkan telur dengan cara menggerakkan (atau menggetarkan) ototnya. Cara ini berguna untuk mempercepat proses penetasan.
Ketika sudah sampai usianya dan cukup kuat, ular remaja atau ular muda keluar dari telur dengan menggigit penutup telur dengan bantuan gigi telur. Sampai saat itu, ia memperoleh nutrisi dari kuning telur.
Untuk bertahan hidup setelah menetas, bayi ular memakan reptil kecil dan hewan pengerat kecil. Seekor ular muda dapat berganti kulit hingga 4 kali setahun.
Berdasarkan penelitian ditemukan fakta bahwa hanya 20 persen dari total spesies ular yang beranak (vivipar). Ular-ular yang beranak ini biasanya hidup pada wilayah-wilayah yang iklimnya cukup dingin.
Namun selain itu ada pula ular betina yang bertelur tanpa harus melalui proses pembuahan dengan sperma ular jantan. Proses ini dikenal dengan nama partenogenesis.
Tahap ular dewasa
Setelah ular muda lahir, mereka biasanya mencapai tahap dewasa dalam waktu dua hingga empat tahun. Salah satu ciri pembeda utama antara ular muda dan ular yang lebih tua adalah frekuensi molting (ganti kulit) per tahun.
Dalam kasus ular muda, pergantian kulit terjadi sekitar empat kali setahun, sedangkan ular dewasa hanya berganti kulit setahun sekali atau paling banyak dua kali dalam setahun.
Namun, tidak seperti serangga di mana pergantian memungkinkan pertumbuhan organ tubuh yang baru, pembaruan kulit pada ular tidak memiliki peran penting dalam proses pertumbuhannya.
Untuk berganti kulit, ular menggesek-gesekkan tubuhnya ke permukaan benda yang keras seperti batang kayu atau batu.
Semua ular adalah hewan karnivora dan memangsa beragam jenis makhluk hidup mulai dari serangga, burung, katak, siput, kadal, telur, ikan, bahkan ular lainnya.
Seperti yang diketahui, ular memiliki ukuran, warna, panjang, dan karakteristik fisik yang demikian beragam. Panjang ular ada yang mulai dari 10 sentimeter namun ular besar seperti anakonda dapat tumbuh hingga 7- meter.
Untuk mempersepsikan kondisi sekitarnya, ular juga diketahui memiliki organ Jacobson. Organ Jacobson yang disebut juga organ vomeronasal (VNO) ini merupakan organ penciuman yang mengirimkan sinyal listrik yang dihasilkan bau tertentu ke otak melalui saraf.
Organ ini terletak di dalam mulut dan merupakan alasan utama kenapa ular sering menjulurkan lidahnya keluar. Perilaku ini membuat aroma yang berada di udara dapat tertangkap oleh lidah dan dibawa masuk ke dalam mulut untuk dirasakan oleh VNO.
Secara biologis, ular-ular ini diklasifikasi berdasarkan bentuk dan sisiknya. Namun secara umum, ular dapat dikategorikan ke dalam dua jenis yakni ular berbisa dan tak berbisa.
Ular berbisa menggunakan bisanya untuk berburu dan pertahanan diri dari serangan predator lainnya. Ular jenis ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan bahkan kematian bagi manusia jika sampai tergigit.
Lalu tentang molting atau pergantian kulit, walaupun tak memiliki kegunaan dalam pertumbuhannya, namun memiliki fungsi yang cukup penting dalam bertahan hidup. Ular berganti kulit untuk membersihkan diri dari kulit lama yang telah rusak dan tentu banyak didiami parasit.
Ular secara umum dapat hidup dalam rentang usia 20 hingga 30 tahun jika hidup dalam habitat yang baik. Namun tak banyak ular yang dapat hidup selama ini karena adanya predator lain dan kerentanan ular terhadap penyakit.
Demikian pengetahuan tentang daur hidup ular dari fase telur hingga dewasa. Semoga informasi ini bermanfaat buatmu, ya. (afr)
Load more