Daur hidup lalat sama dengan serangga dari Ordo Diptera lainnya, yaitu masuk dalam metamorfosis sempurna. Hal ini berarti, ada empat tahap kehidupan yang berbeda yang akan dilalui oleh lalat, yakni telur, larva, pupa, dan dewasa.
Perkembangbiakan dari seekor lalat termasuk dalam kategori cepat. Hal ini karena dalam satu kali siklus hidupnya, dari telur hingga dewasa, lalat hanya membutuhkan waktu sekitar 8-15 hari saja.
Saat reproduksi, seekor lalat betina mampu bertelur sebanyak 5-6 kali dengan kisaran telur sekitar 100-150 butir untuk setiap kalinya. Jika ditotal maka sepanjang hidupnya seekor lalat dapat bertelur sekitar 500-900 butir.
Oleh karena itu, kepadatan populasi lalat sangat tinggi terutama jika ia berada di tempat seperti pembuangan sampah, pasar atau dapur yang memproduksi makanan dalam jumlah besar.
Tempat-tempat yang disukai lalat adalah tempat yang mengandung banyak bahan organik yang membusuk seperti sampah, tinja, dan bangkai.
Tahapan dalam Daur Hidup Lalat
Fase Telur
Daur hidup lalat pertama adalah fase telur. Fase ini amatlah singkat, yakni hanya sekitar 1-24 jam saja.
Biasanya, seekor lalat akan meletakkan telurnya di tempat yang lembab dan terdapat banyak bahan organik yang membusuk seperti sampah, tinja, dan bangkai.
Dalam daur hidup lalat, waktu yang dibutuhkan agar telur lalat tersebut menetas sangatlah bergantung pada suhu dan kelembapan dari tempat bertelur.
Apabila di tempat tersebut suhunya panas, maka telur akan lebih cepat menetas, begitu juga sebaliknya. Telur lalat akan dapat berkembang maksimal pada suhu 30 derajat Celcius.
Telur lalat berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 0,5 mm, warnanya putih bening dimana pada salah satu ujungnya terdapat dua antena kecil yang bentuknya seperti sendok.
Antena tersebut berfungsi untuk mempertahankan telur agar tidak tenggelam.
Fase Larva
Setelah telur, fase kedua dari daur hidup lalat adalah larva. Larva lalat dikenal dengan belatung.
Fase larva dari lalat terdiri atas tiga sub tahapan, berikut penjelasan dari masing masing sub tahapan tersebut.
- Tahap I
Daur hidup lalat pada tahap pertama ini disebut sebagai Instar I, warnanya putih lonjong dengan ukuran sekitar 2mm.
Selama dalam tahap Instar I, larva lalat bergerak seperti cacing, karena belum memiliki kaki dan mata. Namun, Instar I sudah memiliki mulut serta gigi berwarna hitam yang digunakan untuk makan.
Saat dalam tahap Instar I, lalat membutuhkan banyak makanan untuk mempercepat prosesnya.
Kemudian, setelah 1-2 hari, Instar I akan terlepas dari kulitnya dan berubah menjadi Instar II.
Selain mulut dan gigi organ lain yang sudah ada dalam tahap ini adalah spirakel anterior.
Sprirakel anterior adalah organ yang ada di salah satu segmen tubuh serangga yang berguna untuk menyimpan udara
- Tahap II
Tahap ini disebut juga dengan Instar II. Pada tahap ini, ukuran larva tentunya lebih besar yaitu sekitar 4-5 mm. Ciri larva pada tahap ini sama dengan Insrar I, namun mulut Instar II lebih besar jika dibandingkan dengan Instar I.
Setelah beberapa hari, Instar II akan mengelupas dan menjadi Instar III.
- Tahap III
Tahap III disebut dengan Instar III. Larva lalat pada tahap ini memiliki ukuran sekitar 12 mm. Namun hal tersebut tergantung dari makanan yang telah dikonsumsinya sejak dari Instar I.
Ciri dari Instar III kurang lebih sama dengan instar-instar sebelumnya. Perbedannya, pada Instar III terdapat kutikula yang lebih keras dan ukuran larva lebih pendek jika dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
Pada tahap ini, larva akan lebih aktif bergerak untuk berpindah-pindah tempat. Hingga kemudian, kepala larva akan menghilang dan berubah menjadi pupa atau kepompong.
Fase Pupa
Fase berikutnya dari daur hidup lalat adalah pupa atau kepompong. Dalam fase pupa, jaringan yang terdapat pada tubuh larva akan tumbuh menjadi jaringan yang lebih dewasa.
Fase ini berlangsung sekitar 3-5 hari, tergantung dari suhu di tempat pupa berkembang.
Suhu ideal untuk regenerasi lalat secara cepat adalah sekitar 26-33 derajat Celcius.
Saat menjadi pupa, larva berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pupa tidak bergerak aktif seperti sebelumnya, bahkan ada jenis lalat yang saat menjadi pupa tidak bergerak sama sekali.
Kemudian munculah celah kecil di bagian spirakel anterior. Celah tersebut nantinya akan menjadi tempat keluar dari lalat muda.
Fase Lalat Dewasa
Fase terakhir dari daur hidup lalat adalah fase lalat dewasa. Pada fase ini, lalat muda yang keluar dari pupa perlahan akan tumbuh menjadi lalat dewasa.
Proses perubahan dari lalat muda menjadi lalat dewasa hanya membutuhkan waktu sekitar 15 jam saja.
Setelah menjadi lalat dewasa, seekor lalat akan bertahan hidup sekitar 2-4 minggu.
Ketahanan hidup dari seekor lalat dapat dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan tempat ia hinggap dan sumber makanan yang diperoleh.
Taksonomi Lalat
Dalam tingkatan taksonomi, lalat masuk dalam kelompok serangga atau yang bahasa ilmiahnya disebut dengan Kelas Insekta.
Kelas Insekta terbagi menjadi beberapa ordo yaitu ordo Diptera, Anoplura, Sifonaptera, Hymenoptera, Orthoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Hemiptera.
Serangga yang masuk dalam Ordo Diptera adalah serangga-serangga yang memiliki sepasang sayap. Diptera berasal dari kata Di artinya "dua" dan pteron berarti "sayap".
Karena lalat memiliki sepasang sayap, maka lalat dimasukkan ke dalam Ordo Diptera. Lalat Ordo Diptera yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu Subordo Cyclorrapha.
Beberapa Fakta Menarik Tentang Lalat
• Lalat memiliki sifat fototrofik artinya lalat sangat tertarik pada cahaya
• Lalat bersifat diurnal, yakni beraktifitas pada siang hari, dan beristirahat pada malam hari
• Lalat lebih tertarik pada warna kuning dan warna putih
• Lalat kurang tertarik atau takut pada warna biru
• Lalat biasanya hinggap pada permukaan datar atau tali yang menggantung atau jeruji tegak
• Aktivitas maksimal lalat terjadi pada suhu 20-25 derajat Celcius
• Aktivitas lalat akan berkurang atau akan hinggap pada suhu 35 - 40 derajat Celcius
• Lalat akan menghilang pada suhu di bawah 10 atau di atas 40 derajat Celcius.
• Ada jenis lalat yang bermanfaat. Contohnya lalat kandang (Stomoxys calcitrans) dan lalat daging (Sarcophaga sp).
Melihat fakta suhu di atas, maka tak heran jika lalat berkembang biak dengan baik di Indonesia. Hal ini karena Indonesia beriklim tropis, sehingga sangat cocok dan mendukung perkembangbiakan lalat.
Oleh karenanya, reproduksi lalat di Indonesia sangatlah cepat. Namun karena lalat merupakan serangga yang kehidupannya dekat dengan manusia maka seringkali dikaitkan dengan masalah sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Beberapa jenis lalat memang memiliki peran dalam masalah kesehatan, yaitu sebagai vektor penularan penyakit. Karena lalat dapat menyebarkan bakteri yang menempel pada kaki, bulu, sayap dan badannya. Bakteri tersebut akan disebarkan saat lalat hinggap di satu makanan yang kemudian dimakan oleh manusia.
Beberapa studi telah menyebutkan bahwa seekor lalat dapat mengandung banyak jenis mikroba patogen dalam tubuhnya. Sebagian besar patogen yang ada pada tubuh lalat antara lain bakteri, jamur, virus, dan parasit cacing. Bahkan ada jenis lalat yang memiliki kontribusi dalam penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Adapun beberapa penyakit yang disebabkan oleh makanan terkontaminasi mikroba patogen yang dapat dibawa oleh lalat antara lain diare, tifus, kolera, dan disentri.
Akibat hal tersebut, lalat kerap ianggap mengganggu manusia. Namun lalat tidak mungkin diberantas sampai habis. Lalat hanya dapat dikendalikan sampai batas yang tidak membahayakan.
Pengendalian dari populasi lalat dapat dilakukan di semua fase dari daur hidup lalat sejak telur hingga dewasa.
Pengendalian terhadap populasi lalat dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik secara fisik, kimia, biologis, maupun kultural.
Namun strategi paling efektif dalam menurunkan populasi lalat adalah perbaikan sanitasi lingkungan dan pola perilaku hidup bersih dan sehat.
Itulah daur hidup lalat serta penjelasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.(put)
Load more