tvOnenews.com - Mantan pemain Timnas Indonesia, Diego Michiels menceritakan pengalaman memalukan yang ia alami saat pertama kali bergabung dengan skuad Garuda.
Cerita tersebut diungkapkan dalam sebuah acara di YouTube Vivagoal Indonesia.
Diego Michiels mengingat jelas momen pertama saat tiba di hotel tempat Timnas Indonesia berkumpul.
Pengalamannya saat itu membuatnya heran karena jauh berbeda dengan budaya sepak bola yang ia kenal di Belanda.
"Saya ingat pertama kali saya datang di hotel timnas waktu itu, nah saya tunggu di lobi, tim baru datang, keluar dari bus cuma pakai sandal jepit, rompi (latihan), tas begitu," ujarnya.
Ia bahkan bertanya-tanya apakah benar yang dilihatnya itu adalah tim nasional.
"Terus agen saya bilang ‘yang ini timnas ini?’, ‘terus saya bilang tim bola ini’," ungkapnya merasa heran.
Ia membandingkan dengan pengalamannya bermain di Belanda, di mana para pemain selalu tampil rapi, baik sebelum maupun setelah latihan.
"Kalau di Belanda, kita kumpul di sana diberi makan, porsi ini itu, abis latihan harus sama-sama makan lagi, protein fitness segala macam, taat aturan," jelas Diego Michiels.
Namun, seiring waktu, Diego akhirnya beradaptasi dengan budaya di Indonesia.
"Itu saya kaget, itu saja. Tapi sekarang saya juga begitu," ucapnya sambil tertawa.
Salah satu pengalaman paling memalukan dalam karier Diego di Timnas Indonesia adalah saat menghadapi Bahrain di kualifikasi Piala Dunia 2014.
Diego mengaku sangat bingung dengan situasi yang terjadi di lapangan.
"Saya juga bingung sekali, serius. Saya masuk di lapangan, tiba-tiba, wah parah dalam beberapa menit kiper sudah kartu merah," ujarnya.
Situasi semakin sulit ketika Bahrain mendapatkan banyak penalti. "Penalti berapa, saya bingung sekali," sambungnya.
Ketika ditanya mengenai suasana di ruang ganti saat jeda, Diego menggambarkan situasi yang kacau.
"Saya lama di lapangan, mungkin sampai 30 menit baru saya masuk ke ruang ganti, itu parah sekali," kenangnya.
Kekalahan telak ini memunculkan dugaan adanya pengaturan skor (match fixing). Hal ini membuat skuad Garuda diperiksa oleh pihak Interpol setelah kembali ke Indonesia.
Namun, ia memastikan bahwa tidak ada indikasi kecurangan dari para pemain.
Menurut Diego, kondisi tim saat itu memang tidak optimal.
"Tapi jujur waktu itu, pemainnya juga tidak maksimal karena IPL, lawan tim Arab lagi," ungkapnya.
Diego mengakui bahwa kekalahan tersebut meninggalkan rasa malu yang mendalam.
Bahkan, ia sempat mengurung diri di rumah untuk menghindari sorotan publik.
"Tapi lama saya tidak keluar rumah waktu itu, wah malu sekali saya, bukan trauma sih, cuma malu sekali," katanya jujur.
Kini, dengan pengumuman Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia bersama asistennya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat, harapan besar kembali tumbuh.
Diego percaya bahwa disiplin dan profesionalisme dalam sepak bola Indonesia harus terus ditingkatkan agar kejadian memalukan seperti ini tidak terulang.
Pengalaman Diego Michiels adalah pengingat akan pentingnya profesionalisme di dunia olahraga, khususnya sepak bola. (ind/adk)
Load more