Boyolali, Jawa Tengah – Turunnya harga jual wortel ditingkat petani yang mencapai Rp1.000-Rp1.300 per kilogram akhir akhir ini, menyebabkan sejumlah petani wortel perlu berkreasi agar wortel mereka tetap laku di pasaran dengan nilai jual yang tinggi.
Ketua Kelompok UPPKA Lestari, Apti Wiyanik mengungkapkan, mayoritas ibu-ibu di wilayahnya merupakan petani tumpangsari dan salah satunya membudidayakan tanaman wortel yang saat ini harga jualnya cukup rendah. Melihat kondisi itu, pihaknya mulai berinovasi dan berkreasi untuk mengolah wortel agar memiliki nilai ekonomi.
“Kelompok saya menginisiasi bagaimana wortel yang tidak laku ini kita olah menjadi nilai rupiah yang sangat mengangkat ekonomi keluarga salah satunya kita praktek buat manisan,” katanya saat dijumpai di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Selasa (1/3/2022).
Untuk itu, pihaknya mulai mencoba mengubah wortel menjadi manisan yang dikemas dalam bentuk toples berisi 125 gram seharga Rp10 ribu yang dititipkan di pusat oleh-oleh khas Selo.
Cara pengolahan manisan wortel terbilang mudah. Pertama, wortel dikupas dan dicampur dengan larutan garam yang kemudian didiamkan selama dua jam. Setelah itu, Dimasak dengan satu kilogram gula dan 1,5 liter air sampai matang yang kemudian setelah dingin dapat dikemas pada toples.
“Jadi kami sangat mudah menaruh produk kami untuk ditempatkan di kafe dan di oleh-oleh khas Selo,” ujarnya.
Dalam satu minggu, mereka mampu tiga kali produksi. Dalam satu kilo wortel yang diproduksi dapat menghasilkan 20 toples. Selain menjadi manisan, ibu ibu di UPPKA Lestari juga mengolah wortel menjadi serbuk wortel untuk minuman seduh. (Agus Saptono/Buz)
Load more