Bantul, DIY - Ayam Geprek sudah sangat biasa dan banyak dijual di berbagai sudut kota di Indonesia. Nah apakah anda pernah menikmati "kopi geprek". Kemungkinan anda pun baru pertama kali ini mendengar adanya "Kopi Geprek". Kopi Geprek adalah sebuah inovasi yang berani dan unik memanfaatkan biji kopi liberica yang pohonnya tidak tinggi tetapi sudah berbuah biji kopi yang banyak.
Pengelola Kampung Edukasi Watu Lumbung, Muhammad Boy Rifai mengatakan pihaknya mencoba inovasi baru yakni menikmati kopi yang masih fresh tidak dikeringkan dan disangrai dulu seperti masyarakat umum menikmati kopi.
Biji kopi yang sudah masak di pohon dipetik dan dibersihkan debunya kemudian 5 butir kopi liberica digeprek dengan kayu. Kopi yang sudah digeprek tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cangkir dan ditambah dengan satu sendok teh madu asli baik madu lebah maupun madu lanceng dan diberi air putih panas. Kopi Geprek ini, warnanya coklat kekuning-kuningan dan rasanya beda dibanding menikmati kopi seperti biasa yang sudah menjadi bubuk.
"Prosesnya sangat alami, kopi yang dipetik dari pohon langsung ditumbuk atau digeprek sebelum dimasukkan ke dalam gelas. Sehingga, sensasi menikmati kopi secara alami bisa dirasakan. Ini kopi fresh langsung petik dari pohon, digeprek dan diberi madu kemudian diseduh dengan air putih panas. Rasanya beda," ungkap Muhammad Boy Rifai, saat ditemui di Kampung Edukasi Watu Lumbung, Jumat (11/3/2022).
Lurah Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri Wirid Andriadi mengatakan, di wilayahnya kini tengah dikembangkan bersama Perhutani komoditas kopi liberica. Sejauh ini tengah dirintis menjadi potensi sentralistik. Karena sudah ada kesepakatan dengan Perhutani diberi pengelolaan lahan seluas 51,5 untuk tahap awal. Oleh karena itu, pihaknya terus membangun sinergis ke berbagai pihak dalam upaya membuka pasar baru.
“Tahun kemarin, kita sudah mencoba untuk memproduksi kopi itu sendiri dalam artian kopi seperti kopi -kopi komersil saat ini,” ujarnya di sela kunjungan ke Watu Lumbung. Dalam acara itu juga dihadiri Camat Tirtomoyo Wonogiri, Dwi Martanto Yuniarso, MM.
Ke depan Genengharjo benar-benar bisa menjadi pusat produksi kopi terkemuka mengingat potensi kopi sedemikian melimpah.
“Pak Boy kemarin juga supervisi ke lokasi kami. Terutama lokasi kopi yang akhirnya menemukan kopi geprek yang akan kita kolaborasikan. Semoga dengan program ini, nanti setelah kita bahas bentuk kerjasama antara Watu Lumbung, Parangtritis dengan Watu Lumbung Tirtomoyo maka bisa segera launching,” terang Wirid.
Dijelaskan, selama ini pihaknya belum kenal dengan kopi geprek, yang dikenal kopi yang melewati proses pengeringan sangrai dan sebagainya.
“Setelah kemarin kita ada tester dari Pak Boy, kopi geprek ini lebih cenderung dengan kopi alamiah di situ kita bisa merasakan kulit-kulit kopinya, daging-daging kopinya, biji kopinya yang dicampur dengan madu. Bisa dikatakan kopi geprek ini kopi yang benar-benar murni dari alam yang tanpa proses kimiawi tapi bener-bener natural,” pungkasnya. (Santosa Suparman/dan)
Load more